Materi tersebut dipresentasikan pada acara seminar bulanan Puslitbang Peternakan yang dilaksanakan pada tanggal 25 April 2014 di Aula Puslitbang Peternakan, acara dihadiri oleh sekitar 50 peserta yang berasal instansi Lingkup Badan Litbangtan peneliti, pengkaji dan penyuluh serta dari luar Badan Litbangtan antara lain Ditjen PKH, STTP Cibalagung, BBPKH Cinagara, BPPT, LIPI, Dinas Peternakan Kota dan Kabupaten Bogor. Ada 2 topik bahasan dalam acara seminar ini yang dilanjutkan dengan diskusi dimoderatori oleh Kepala Bidang KSPHP Puslitbang Peternakan.
Rabu, April 30, 2014
Teknologi Pengolahan Hasil Samping Pertanian Untuk Pakan Kambing
Materi tersebut dipresentasikan pada acara seminar bulanan Puslitbang Peternakan yang dilaksanakan pada tanggal 25 April 2014 di Aula Puslitbang Peternakan, acara dihadiri oleh sekitar 50 peserta yang berasal instansi Lingkup Badan Litbangtan peneliti, pengkaji dan penyuluh serta dari luar Badan Litbangtan antara lain Ditjen PKH, STTP Cibalagung, BBPKH Cinagara, BPPT, LIPI, Dinas Peternakan Kota dan Kabupaten Bogor. Ada 2 topik bahasan dalam acara seminar ini yang dilanjutkan dengan diskusi dimoderatori oleh Kepala Bidang KSPHP Puslitbang Peternakan.
Selasa, April 29, 2014
Uji diagnosa cepat untuk rabies dengan Metode d-RIT
Materi tersebut dipresentasikan pada acara seminar bulanan Puslitbang Peternakan yang dilaksanakan pada tanggal 25 April 2014 di Aula Puslitbang Peternakan, acara dihadiri oleh sekitar 50 peserta yang berasal instansi Lingkup Badan Litbangtan peneliti, pengkaji dan penyuluh serta dari luar Badan Litbangtan antara lain Ditjen PKH, STTP Cibalagung, BBPKH Cinagara, BPPT, LIPI, Dinas Peternakan Kota dan Kabupaten Bogor. Ada 2 topik bahasan dalam acara seminar ini yang dilanjutkan dengan diskusi dimoderatori oleh Kepala Bidang KSPHP Puslitbang Peternakan
http://peternakan.litbang.pertanian.go.id/
Senin, April 28, 2014
Pengambilan cairan rumen dengan sangat mudah, murah dan cepat pada domba lokal menggunakan trokar
sumber: Wartazoa Vol. 22 Nomor 4 Tahun 2012
Sabtu, April 26, 2014
Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner Volume 19 Nomor 1 TAHUN 2014
|
Fanindi A, Sutedi E Karakter morfologi rumput Benggala (Panicum maximum cv Gatton) yang ditanam menggunakan jenis benih berbeda Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 2014 Volume : 19 Nomor : 1 Puslitbang Peternakan DOI:10.14334/jitv.v19i1.988 |
6 |
|
Khotijah L, Zulihar R, Setiadi MA, Wiryawan KG, Astuti DA Suplementasi minyak bunga Matahari (Helianthus annuus) pada ransum pra kawin terhadap konsumsi nutrien, penampilan dan karakteristik estrus domba Garut Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 2014 Volume : 19 Nomor : 1 Puslitbang Peternakan DOI:10.14334/jitv.v19i1.989 |
4 |
|
Kostaman T, Yusuf TL Fahrudin M, Setiadi MA, Setioko AR Pembentukan Germline Chimera ayam Gaok menggunakan Primordial Germ Cell sirkulasi segar dan beku Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 2014 Volume : 19 Nomor : 1 Puslitbang Peternakan DOI:10.14334/jitv.v19i1.990 |
4 |
|
Mirdhayati I, Hermanianto J, Wijaya CH, Sajuthi D Profil karkas dan karakteristik kimia daging kambing Kacang (Capra aegragus hircus) jantan Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 2014 Volume : 19 Nomor : 1 Puslitbang Peternakan DOI:10.14334/jitv.v19i1.991 |
3 |
|
Nury HS, Anggraeni A Polimorfisme genetik gen β-laktoglobulin pada sapi Friesian Holstein Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 2014 Volume : 19 Nomor : 1 Puslitbang Peternakan DOI:10.14334/jitv.v19i1.992 |
3 |
|
Wardhana AH, Diana N Aktivitas biolarvasidal ekstrak metanol daun Kipahit (Tithonia diversifolia) terhadap larva lalat Chrysomya bezziana Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 2014 Volume : 19 Nomor : 1 Puslitbang Peternakan DOI:10.14334/jitv.v19i1.993 |
5 |
|
Damayanti R, Rahmadani I, Fitria Y Deteksi antigen virus rabies pada preparat ulas otak dengan direct Rapid Immunohistochemistry Test Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 2014 Volume : 19 Nomor : 1 Puslitbang Peternakan DOI:10.14334/jitv.v19i1.994 |
3 |
|
Indriani R, Dharmayanti NLPI, Adjid RMA Efikasi penerapan vaksin AI H5N1 clade 2.1.3 pada itik Mojosari terhadap tantangan virus AI H5N1 clade 2.3.2 pada kondisi laboratorium Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 2014 Volume : 19 Nomor : 1 Puslitbang Peternakan DOI:10.14334/jitv.v19i1.995 |
3 |
|
Muharsini S, Wardhana AH Efikasi formula mikro-enkapsulasi isolat lokal B. thuringiensis sebagai bio-insektisida terhadap penanggulangan larva Chrysomya bezziana penyebab myiasis Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 2014 Volume : 19 Nomor : 1 Puslitbang Peternakan DOI:10.14334/jitv.v19i1.996 |
3 |
|
Widiastuti R, Anastasia Y Detection of chloramphenicol residue in bovine meat using Liquid Chromatography Mass Spectrometry Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 2014 Volume : 19 Nomor : 1 Puslitbang Peternakan DOI:10.14334/jitv.v19i1.997 |
Jumat, April 25, 2014
Potensi bakteriosin untuk kesehatan hewan dan keamanan bahan pangan
Di luar negeri banyak dilakukan penelitian mengenai bakteriosin untuk aplikasi pada ternak, baik sebagai penghambat bakteri patogen pada ternak maupun foodborne pathogen, bahkan ada beberapa yang sudah dipatenkan. Sedangkan di Indonesia penelitian masih terbatas pada aplikasi bakteriosin sebagai bahan pengawet alami pada pangan, tetapi aplikasinya pada ternak belum ada. Pemanfaatan bakteriosin maupun bakteri penghasil bakteriosin pada ternak merupakan sumber daya untuk diteliti dan dikomersialisasi. Penelitian mengenai bakteriosin diperlukan untuk mengendalikan mikroba patogen maupun foodborne pathogen, meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi pakan pada ternak tanpa menggunakan antibiotik.
Sumber: WARTAZOA Vol. 23 No. 2 Th. 2013
Senin, April 21, 2014
Peran Peptida Susu sebagai Antimikroba untuk Meningkatkan Kesehatan
Sumber: WARTAZOA Vol. 23 No. 2 Th. 2013
Senin, April 14, 2014
Kalopo (Calopogonium mucunoides) provenance Ciawi
Kalopo (Calopogonium mucunoides) provenance Ciawi
merupakan hasil pemurnian dari C. Mucunoides provenance Malang dari
tahun 2007 sampai dengan 2010. Keunggulan tanaman pakan sekaligus
tanaman penutup tanah untuk perkebunan ini dibandingkan dengan
provenance aslinya yang belum dimurnikan terletak pada daya kecambahnya
yang dapat mencapai 85-90%. Dibandingkan dengan yang belum diseleksi
daya kecambahnya antara 40-50%. Dengan demikian penggunaan benih per
satuan luas bisa menghemat 50%. Selain itu hasil biji per tanaman
meningkat dari 28 gram menjadi 63,6 gram sehingga bisa memberikan
keuntungan bagi penangkar lebih dari 100%.
Di sektor perkebunan, penghematan dapat mencapai 50% atau penghematan sebesar Rp 500.000 per hektar.

Keterangan :
Kalopo sebagai penutup tanah di perkebunan (kiri atas); Tanaman kalopo penghasil benih (kanan atas); Benih kalopo yang sudah dimurnikan (kanan) dengan bobot per 100 butir 1,50 gram dibandingkan dengan benih kalopo yang belum murni dengan bobot per 100 butir 1,41 gram (Kiri bawah)
Di sektor perkebunan, penghematan dapat mencapai 50% atau penghematan sebesar Rp 500.000 per hektar.
Keterangan :
Kalopo sebagai penutup tanah di perkebunan (kiri atas); Tanaman kalopo penghasil benih (kanan atas); Benih kalopo yang sudah dimurnikan (kanan) dengan bobot per 100 butir 1,50 gram dibandingkan dengan benih kalopo yang belum murni dengan bobot per 100 butir 1,41 gram (Kiri bawah)
Kamis, April 10, 2014
Jokowi pilih seriuskan peternakan sapi dalam negeri daripada impor
Menurutnya, Indonesia tidak perlu takut kurang pasokan daging sapi karena di Nusa Tenggara ada peternakan sapi yang cukup besar. Pria yang akrab disapa Jokowi itu juga mengatakan, swasembada daging sapi dapat terwujud jika dikerjakan secara serius.
"Bukan sesuatu yang sulit," ujar Jokowi.
Seperti diketahui, Kementerian Perdagangan telah mengeluarkan Surat Persetujuan Impor (SPI) untuk 35 perusahaan penggemukan (feedlotter). Perusahaan-perusahaan tersebut akan mendatangkan sapi pada kuartal pertama 2014 akan masuk sebanyak 130.245 ekor sapi bakalan dan 22.860 ekor sapi siap potong.
Sumber: http://www.kluget.com/nasional/jokowi-pilih-seriuskan-peternakan-sapi-dalam-negeri-daripada-impor.html
Rabu, April 09, 2014
Teknologi Kriopreservasi Primordial Germ Cell (PGC) Pada Unggas
Indonesia memiliki potensi sumberdaya plasmanutfah unggas lokal yang
berlimpah, sehingga materi genetik tersebut perlu dikonservasi untuk
digunakan dalam pengembangan unggas diwaktu mendatang. Konservasi
plasmanutfah unggas hidup, baik secara in-situ maupun ex-situ akan
sangat mahal dan beresiko kematian yang tinggi akibat penyakit seperti
flu burung.
Kriopreservasi Primordial Germ Cells (PGC) yang merupakan progenitor dari sel telur dan spematozoa, adalah cara altrnatif untuk preservasi materi genetik baik pada unggas jantan maupun betina. PGC secara spesifik dapat dipanen dari darah embrio dan dapat disimpan didalam nitrogen cair seperti halnya pada sperma, ovum atau embrio pada hewan ruminansia. Teknik untuk menghasilkan ayam germline chimeria telah dapat dilakukan dengan cara mentransfer PGC kedalam sirkuliasi darah embrio. Perkawinan antara ayam chimera jantan dan betina akan menghasilkan keturunan yang berasal seluruhnya dari donor PGC. Konservasi materi genetik plasmanutfah unggas Indonesia yang dilakukan melalui penyimpanan PGC dapat digunakan untuk pengembangan unggas dimasa mendatang.

Keterangan Gambar:
A. Koleksi darah embrio umur 56 jam (stage 114-15);
B. Embrio resepien yang siap disuntik dengan PGC donor;
C. PGC ayam lokal;
D. Embrio hasil penyuntikan PGC donor yang siap ditetaskan;
E. Ayam Chimera yang telah dihasilkan Balitnak.
Kriopreservasi Primordial Germ Cells (PGC) yang merupakan progenitor dari sel telur dan spematozoa, adalah cara altrnatif untuk preservasi materi genetik baik pada unggas jantan maupun betina. PGC secara spesifik dapat dipanen dari darah embrio dan dapat disimpan didalam nitrogen cair seperti halnya pada sperma, ovum atau embrio pada hewan ruminansia. Teknik untuk menghasilkan ayam germline chimeria telah dapat dilakukan dengan cara mentransfer PGC kedalam sirkuliasi darah embrio. Perkawinan antara ayam chimera jantan dan betina akan menghasilkan keturunan yang berasal seluruhnya dari donor PGC. Konservasi materi genetik plasmanutfah unggas Indonesia yang dilakukan melalui penyimpanan PGC dapat digunakan untuk pengembangan unggas dimasa mendatang.
Keterangan Gambar:
A. Koleksi darah embrio umur 56 jam (stage 114-15);
B. Embrio resepien yang siap disuntik dengan PGC donor;
C. PGC ayam lokal;
D. Embrio hasil penyuntikan PGC donor yang siap ditetaskan;
E. Ayam Chimera yang telah dihasilkan Balitnak.
Jumat, April 04, 2014
Rumput Penyelamat Area Tailing
Tailing adalah limbah industri pertambangan baik emas, tembaga maupun perak. Tailing terdiri dari batuan yang telah hancur dari batuan mineral yang telah diambil mineralnya dan mempunyai porositas tinggi sehingga kapasitas memegang air rendah, struktur tidak stabil, sangat miskin bahan organik, aktivitas mikroba tidak ada sama sekali. Pemilihan spesies tanaman, termasuk Tanaman Pakan Ternak (TPT) untuk rehabilitasi area bekas tambang sangat krusial tergantung tujuan penanaman. Ada kelompok tanaman yang bersifat mengekstraksi, mendegradasi dan menstabilkan kontaminan misalnya logam berat. TPT yang bersifat mengekstraksi kontaminan, terutama logam berat tidak dapat dikonsumsi oleh ternak karena akan terakumulasi di dalam tubuhnya dan akan masuk ke rantai makanan. Sehingga TPT yang bersifat akumulator dapat digunakan untuk membersihkan kontaminan pada area bekas tambang. Untuk tujuan kegiatan pertanian perlu dilakukan secara hati-hati sebelum produk pertanian dapat dikonsumsi manusia.
Budidaya tanaman apapun di area tailing perlu strategi tertentu untuk mengelolanya. Kondisi tailing yang secara fisik sangat sarang (porous), miskin hara dan bahan organik, maka perlu pemupukan dengan pupuk organik dan kimia secara seimbang.
Tanaman Pakan Ternak yang mencakup rumput dan leguminosa selain sebagai sumber hijauan pakan untuk ternak, juga mempunyai fungsi lain yang penting dalam sistem pertanian maupun lingkungan antara lain sebagai pupuk hijau, tanaman penutup tanah, pengontrol gulma, pengontrol erosi tanah, sebagai tanaman pagar pembatas lahan, membantu konservasi air, fitoremediasi bahkan dapat sebagai komoditas ekspor.
Ada beberapa alasan mengapa rumput cocok sebagai tanaman pakan ternak dan sebagai tanaman konservasi tanah, yaitu: (1) rumput mampu membentuk tunas-tunas baru sebagai pengganti batang yang dimakan ternak. Tunas-tunas baru itu tumbuh pada pangkal batang, dekat permukaan tanah, sehingga tidak rusak apabila terjadi pemotongan atau penggembalaan; (2) sebagian besar rumput mampu mempertahankan pertumbuhan vegetatif terus menerus dan hanya terhenti pada musim kering; (3) banyak rumput yang berkembang biak dengan rimpang atau stolon yang dengan mudah membentuk akar-akar baru sehingga permukaan tanah dapat cepat tertutup; (4) sistem perakarannya mampu mengikat partikel-partikel tanah dan membentuk jalinan akar (sod). Akar ini mengangkat zat hara yang telah tercuci oleh hujan lebat dari dalam tanah ke permukaan.
Beberapa jenis rumput yang direkomendasikan untuk reklamasi area tailing adalah Brachiaria spp.; Cenchrus ciliaris (rumput Cenchrus); Chloris gayana (rumput Rhodes); Cynodon dactylon, Digitaria decumbens (rumput Pangola); Panicum maximum (rumput Benggala); Paspalum notatum, Vetiveria zizanioides.