Sesuai dengan
Surat Kementerian BUMN Nomor S-50/D1.MBU/2012 tanggal 22 Februari 2012 tentang Pola
Integrasi Peternakan Sapi di Perkebunan Kelapa Sawit dan Surat Menteri BUMN
Nomor S-240/MBU/2012 tanggal 09 Mei 2012 perihal Penugasan Pelaksanaan Program
Integrasi Sapi Sawit, hingga saat ini sudah beberapa perusahaan perkebunan
kelapa sawit khususnya PT. Perkebunan Nusantara telah melaksanakan integrasi
perkebunan sapi-sawit.
Indonesia
mempunyai peluang besar akan keberhasilan pengembangan ternak sapi melalui
sistem Integrasi di kawasan perkebunan kelapa sawit di Indonesia tersedia cukup
luas terutama perkebunan rakyat. Sehingga gagasan integrasi usaha peternakan
sapi potong ke dalam usaha perkebunan kelapa sawit dapat membantu mensukseskan
program swasembada daging tahun 2014.
Faktor penunjang
keberhasilan program integrasi sapi-sawit antara lain ketersediaan bibit sapi
yang baik, harga bibit sapi yang terjangkau oleh masyarakat, harga jual sapi
stabil, pengontrolan penyakit ternak secara rutin, karena dilahan sawit sangat
berpengaruh kepada kondisi tanah yang dimiliki, kelembaban yang cukup tinggi
disekitar sawit juga sangat berpengaruh pada kondisi ternak.
Agar
produktivitas dan efisiensi usaha ternak sapi menjadi tinggi, peningkatan mutu genetik
sapi perlu mendapat perhatian yang serius. Fasilitasi pemerintah dituntut untuk
meningkatkan kualitas ternak, baik melaalui perkawinan buatan maupun alami
dengan ternak yang memiliki kualitas lebih baik. Pengembangan inseminasi buatan
harus didorong dengan semen (sperma sapi) unggul yang baik dari dalam negeri
maupun impor.
Ternak sapi
dalam kebun kelapa sawit merupakan salah satu cara yang efektif untuk
meningkatkan produktivitas pangan hewani. Manfaat langsung yang diperoleh
petani dari mengintegrasikan sawit dengan sapi, yakni tanaman sawit dapat
dimanfaatkan untuk menambah kebutuhan pakan bagi sapi. Pelepah sawit diproses
sebagai pakan hijauan sapi, sedangkan bungkil sawitnya dapat diproses untuk
pakan konsentrat, sehingga praktis kebutuhan pakan sapi terpenuhi dari kebun
sawit. Sedangkan kotoran hewan ternak dapat dijadikan kompos untuk meningkatkan
kesuburan tanaman kelapa sawit, sehingga kebutuhan pupuk untuk kelapa sawit pun
dapat berkurang.
Untuk
mensukseskan program Pemerintah, khususnya dalam program industri alat-alat
pertanian siap untuk mendukung dan menyukseskan dengan menyediakan mesin
penghancur pelepah kelapa sawit yang akan digunakan untuk pakan hijauan ternak.
Tersedia model 1000 S (Shreader) untuk 35-50 ekor sapi dengan kapasitas (output)
1,5 hingga 2 ton per hari, alat ini digerakkan dengan diesel yanmar 10,5 hp.
Untuk model MPC 2500 S, dengan kapasitas 4 sampai 5 ton per hari bisa untuk
memenuhi kebutuhan ternak sapi 150 – 300 ekor.
Disamping itu
PT.MBI juga menyediakan mesin penepung bungkil kelapa sawit untuk dipergunakan
sebagai pakan konsentrat sapi. Tersedia mesin penepung model Grinding F 37 M
dengan kapasitas 837 kg/jam. Untuk mesin penepung model Hammer type HM 850
mempunyai kapasitas 520 kg bungkil per jam, sedangkan untuk type MH 2500
mempunyai kapasitas 2500 kg bungkil sawit per jam. Semua type digerakan oleh
mesin diesel Yanmar dengan Hp yang berbeda sesuai dengan kapasitas output yang
dihasilkan.
0 komentar:
Posting Komentar