Kamis, Maret 21, 2013

PT. Mitra Balai Industri dukung Program Integrasi Sapi-Sawit



Sesuai dengan Surat Kementerian BUMN Nomor S-50/D1.MBU/2012 tanggal 22 Februari 2012 tentang Pola Integrasi Peternakan Sapi di Perkebunan Kelapa Sawit dan Surat Menteri BUMN Nomor S-240/MBU/2012 tanggal 09 Mei 2012 perihal Penugasan Pelaksanaan Program Integrasi Sapi Sawit, hingga saat ini sudah beberapa perusahaan perkebunan kelapa sawit khususnya PT. Perkebunan Nusantara telah melaksanakan integrasi perkebunan sapi-sawit.
Indonesia mempunyai peluang besar akan keberhasilan pengembangan ternak sapi melalui sistem Integrasi di kawasan perkebunan kelapa sawit di Indonesia tersedia cukup luas terutama perkebunan rakyat. Sehingga gagasan integrasi usaha peternakan sapi potong ke dalam usaha perkebunan kelapa sawit dapat membantu mensukseskan program swasembada daging tahun 2014.
Faktor penunjang keberhasilan program integrasi sapi-sawit antara lain ketersediaan bibit sapi yang baik, harga bibit sapi yang terjangkau oleh masyarakat, harga jual sapi stabil, pengontrolan penyakit ternak secara rutin, karena dilahan sawit sangat berpengaruh kepada kondisi tanah yang dimiliki, kelembaban yang cukup tinggi disekitar sawit juga sangat berpengaruh pada kondisi ternak.
Agar produktivitas dan efisiensi usaha ternak sapi menjadi tinggi, peningkatan mutu genetik sapi perlu mendapat perhatian yang serius. Fasilitasi pemerintah dituntut untuk meningkatkan kualitas ternak, baik melaalui perkawinan buatan maupun alami dengan ternak yang memiliki kualitas lebih baik. Pengembangan inseminasi buatan harus didorong dengan semen (sperma sapi) unggul yang baik dari dalam negeri maupun impor.
Ternak sapi dalam kebun kelapa sawit merupakan salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan produktivitas pangan hewani. Manfaat langsung yang diperoleh petani dari mengintegrasikan sawit dengan sapi, yakni tanaman sawit dapat dimanfaatkan untuk menambah kebutuhan pakan bagi sapi. Pelepah sawit diproses sebagai pakan hijauan sapi, sedangkan bungkil sawitnya dapat diproses untuk pakan konsentrat, sehingga praktis kebutuhan pakan sapi terpenuhi dari kebun sawit. Sedangkan kotoran hewan ternak dapat dijadikan kompos untuk meningkatkan kesuburan tanaman kelapa sawit, sehingga kebutuhan pupuk untuk kelapa sawit pun dapat berkurang.
Untuk mensukseskan program Pemerintah, khususnya dalam program industri alat-alat pertanian siap untuk mendukung dan menyukseskan dengan menyediakan mesin penghancur pelepah kelapa sawit yang akan digunakan untuk pakan hijauan ternak. Tersedia model 1000 S (Shreader) untuk 35-50 ekor sapi dengan kapasitas (output) 1,5 hingga 2 ton per hari, alat ini digerakkan dengan diesel yanmar 10,5 hp. Untuk model MPC 2500 S, dengan kapasitas 4 sampai 5 ton per hari bisa untuk memenuhi kebutuhan ternak sapi 150 – 300 ekor.
Disamping itu PT.MBI juga menyediakan mesin penepung bungkil kelapa sawit untuk dipergunakan sebagai pakan konsentrat sapi. Tersedia mesin penepung model Grinding F 37 M dengan kapasitas 837 kg/jam. Untuk mesin penepung model Hammer type HM 850 mempunyai kapasitas 520 kg bungkil per jam, sedangkan untuk type MH 2500 mempunyai kapasitas 2500 kg bungkil sawit per jam. Semua type digerakan oleh mesin diesel Yanmar dengan Hp yang berbeda sesuai dengan kapasitas output yang dihasilkan.

0 komentar:

Posting Komentar