Kandang Kelompok

Kandang Kelompok ”Model Grati” merupakan model perkandangan yang dirancang dengan memperhatikan dalam satu ruang kandang ditempatkan beberapa ekor sapi induk/calon induk.

Ayam KUB (Ayam Kampung Unggul Badan Litbang Pertanian)

Bobot badan : 1.200 -1.600 gram, Bobot telur : 35-45 gram, Umur pertama bertelur lebih awal (20 - 22 minggu),Produktivitas telur lebih tinggi (130 -160 butir/ekor/tahun, Produksi telur (henday) : 50 %, Puncak produksi telur : 65 %,Lebih tahan terhadap penyakit

Kamis, April 09, 2015

Tepung Lerak Sebagai Pakan Aditif Gantikan Salinomisin Pada Ayam Broiler

Salah satu penyakit yang sering terjadi pada unggas yang banyak menimbulkan kerugian industri unggas dan peternak ayam adalah koksidiosis yang disebabkan oleh parasit genus Eimeria spp. Terdapat tujuh genus penyebab koksidiosis pada unggas, dan yang paling patogen adalah E. tenella. Industri unggas di US membutuhkan biaya untuk menangani koksidiosis sekitar $127 juta per tahun.

Upaya untuk mencegah koksidiosis dilakukan dengan menggunakan koksidiostat seperti salinomisin, amprolium dan dekokuinat. Penggunaan yang terus menerus dikuatirkan akan meninggalkan residu pada daging, menyebabkan resistensi koksidia terhadap antikoksidial, oleh sebab itu perlu dihentikan. Salah satu tanaman yang memiliki potensi menghambat pertumbuhan protozoa adalah Sapindus rarak (lerak) karena adanya kandungan senyawa sekunder saponin.  Saponin dilaporkan memiliki beberapa sifat biologis seperti anti karsinogenik, menstimulasi kekebalan, hemolitik, anti-inflamasi, dan menurunkan kolesterol (hipokolesteromik). Selain itu, saponin menunjukkan sifat antimikroba, terutama terhadap jamur dan protozoa, termasuk protozoa dalam rumen. Berdasarkan hasil penelitian bahwa pemberian Tepung lerak halus dengan ukuran partikel 75 µm pada level 1,25 g/kg dapat digunakan sebagai pakan aditif  dan dapat menggantikan salinomisin sebagai antikoksidia.
Sumber: JITV Volume 19 Nomor 4 Tahun 2014  (DOI: http://dx.doi.org/10.14334/jitv.v19i4.1099)

http://peternakan.litbang.pertanian.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=47569

Selasa, April 07, 2015

Cocopet bahan pakan alternatif untuk Itik Pedaging

Salah satu upaya yang dapat dilakukan  untuk menekan biaya pakan unggas cenderung mahal yaitu dengan  pemanfaatan limbah agro industri sebagai alternatif bahan pakan, mengingat hasil ikutan yang dihasilkan dari sektor pertanian maupun perkebunan di Indonesia cukup melimpah. Salah satu limbah (hasil ikutan) dari sektor pertanian maupun perkebunan yang memiliki potensi besar dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber serat maupun energi untuk ternak unggas adalah cocopeat/coir dust/coir pith.
Cocopeat berasal dari limbah buah kelapa berupa serbuk serabut, bentuknya halus dihasilkan dari proses penghancuran serabut kelapa. Dalam proses penghancuran sabut kelapa dihasilkan serat yang lebih dikenal fiber, serta serbuk halus sabut yang dihasilkan tersebut disebut cocopeat.
Cocopeat mengandung serat kasar tinggi, dalam peranannya sebagai zat makanan bagi ternak, serat kasar dapat berfungsi sebagai sumber energi.
Salah satu kelebihan ternak itik dibandingkan dengan ayam adalah kemampuan untuk mencerna serat kasar dalam pakan. Kemampuan untuk mencerna serat kasar tersebut dapat memberi peluang sekaligus kemudahan bagi peternak untuk memanfaatkan limbah  bidang pertanian maupun perkebunan sebagai sumber serat pakan itik.
Berdasarkan hasil penelitian  batas penggunaan yang aman dan tidak sampai mengganggu pertumbuhan itik. Pemberian serat kasar tinggi (6 dan 9%) dengan kandungan protein pakan (19 dan 21%) masih dapat diterima terhadap respon pertumbuhan, produksi karkas dan mengurangi kandungan lemak abdominal pada itik pedaging umur 12 minggu. Pengaruh perbedaan kandungan serat kasar tidak tergantung pada kandungan protein dalam pakan jika dilihat dari pertumbuhan dan produksi karkas.
Sumber: JITV Volume 19 Nomor 3  Tahun 2014 (DOI: http://dx.doi.org/10.14334/JITV.V19I3.1085)

http://peternakan.litbang.pertanian.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=47568:cocopet-bahan-pakan-alternatif-untuk-itik-pedaging&catid=14:info-teknologi&Itemid=23