Kandang Kelompok

Kandang Kelompok ”Model Grati” merupakan model perkandangan yang dirancang dengan memperhatikan dalam satu ruang kandang ditempatkan beberapa ekor sapi induk/calon induk.

Ayam KUB (Ayam Kampung Unggul Badan Litbang Pertanian)

Bobot badan : 1.200 -1.600 gram, Bobot telur : 35-45 gram, Umur pertama bertelur lebih awal (20 - 22 minggu),Produktivitas telur lebih tinggi (130 -160 butir/ekor/tahun, Produksi telur (henday) : 50 %, Puncak produksi telur : 65 %,Lebih tahan terhadap penyakit

Rabu, April 30, 2014

Teknologi Pengolahan Hasil Samping Pertanian Untuk Pakan Kambing


Hasil samping pertanian adalah potensi sumberdaya lokal yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung produksi ternak kambing, mengingat antara lain kedepan akan semakin terbatas sumberdaya (lahan,air, energi), harga bahan pakan sumber energi (biji-bijian) dan sumber  protein semakin mahal. Untuk meningkatkan mutu nutrisi maupun untuk memudahkan penanganannya perlu dilakukan teknologi prosesing yang spesifk untuk bahan baku pakan tertentu.  Proses fisik (pencacahan, separasi, hidrotermal), proses kimiawi (amoniasi, hidrolisis NaOH, oksidasi) dan proses biokonversi (fermentasi dan ensilasi) merupakan beberapa alternatif teknologi prosesing yang dapat digunakan. Demikian menurut Dr. Simon P. Ginting dari Loka Penelitian Kambing Potong dengan topic bahasan “Teknologi Pengolahan Hasil Samping Pertanian Untuk Pakan Kambing.
Materi tersebut dipresentasikan pada acara seminar bulanan Puslitbang Peternakan yang dilaksanakan pada tanggal 25 April 2014 di Aula Puslitbang Peternakan, acara dihadiri oleh sekitar 50 peserta yang berasal instansi Lingkup Badan Litbangtan peneliti, pengkaji dan penyuluh serta dari luar Badan Litbangtan antara lain Ditjen PKH, STTP Cibalagung, BBPKH Cinagara, BPPT, LIPI, Dinas Peternakan Kota dan Kabupaten Bogor. Ada 2 topik bahasan dalam acara seminar ini yang dilanjutkan dengan diskusi dimoderatori oleh Kepala Bidang KSPHP Puslitbang Peternakan.

Selasa, April 29, 2014

Uji diagnosa cepat untuk rabies dengan Metode d-RIT


Metode d-RIT sangat potensial untuk direkomendasikan sebagai uji diagnosa cepat untuk rabies dengan biaya lebih murah dari FAT karena tidak diperlukan mikroskop fluorescent. Demikian menurut Dr. Rini Damayanti dari Balai Besar Penelitian Veteriner pada presentasinya dengan topic “Aplikasi teknik diagnosa cepat untuk mendeteksi virus rabies dengan metode direct Rapid Immunohistochemistry Test (dRIT) pada preparat ulas otak”. Metode d-RIT dinyatakan ideal untuk diagnosa cepat rabies karena sensitivitas dan spesifisitas terhadap FAT mendekati 100%. Metode ini dapat dilakukan dalam waktu 2 jam,  tanpa menggunakan mikroskop fluorescent. Selain itu metode dRIT telah dimodifikasi dan dioptimasi dengan hasil memuaskan. Metode d-RIT dapat  diaplikasikan di laboratorium veteriner di Indonesia (BBVet, BVet, lab tipe B).
Materi tersebut dipresentasikan pada acara seminar bulanan Puslitbang Peternakan yang dilaksanakan pada tanggal 25 April 2014 di Aula Puslitbang Peternakan, acara dihadiri oleh sekitar 50 peserta yang berasal instansi Lingkup Badan Litbangtan peneliti, pengkaji dan penyuluh serta dari luar Badan Litbangtan antara lain Ditjen PKH, STTP Cibalagung, BBPKH Cinagara, BPPT, LIPI, Dinas Peternakan Kota dan Kabupaten Bogor. Ada 2 topik bahasan dalam acara seminar ini yang dilanjutkan dengan diskusi dimoderatori oleh Kepala Bidang KSPHP Puslitbang Peternakan

http://peternakan.litbang.pertanian.go.id/ 

Senin, April 28, 2014

Pengambilan cairan rumen dengan sangat mudah, murah dan cepat pada domba lokal menggunakan trokar


Trokar, yang merupakan suatu alat penusuk rumen untuk mengeluarkan gas pada ternak yang mengalami kembung perut, telah dimodifikasi untuk pengambilan cairan rumen demi kepentingan penelitian, sebagai suatu metode alternatif yang memperhatikan aspek kesejahteraan ternak. Pengambilan cairan rumen dengan modifikasi trokar ini dapat dilakukan dengan sangat mudah, murah dan cepat pada domba lokal, pada pengujian in vitro maupun in vivo. Setelah pengambilan, tidak meninggalkan luka permanen, karena luka pada dinding rumen dan kulit akan sembuh, ternak relatif tidak mengalami kesakitan dan stres yang hebat, konsumsi pakan dan bobot badan tidak menurun drastis dan dapat hidup normal. Teknik pengambilan cairan rumen dengan ditrokar lebih baik dibandingkan dengan fistulasi, bila ditinjau dari aspek kesejahteraan ternak.
sumber: Wartazoa Vol. 22 Nomor 4 Tahun 2012

Sabtu, April 26, 2014

Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner Volume 19 Nomor 1 TAHUN 2014


Fanindi A, Sutedi E
Karakter morfologi rumput Benggala (Panicum maximum cv Gatton) yang ditanam menggunakan jenis benih berbeda
Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner  2014   Volume : 19 Nomor : 1  Puslitbang Peternakan
DOI:10.14334/jitv.v19i1.988
 [PDF]         [Record Detail]

6

Khotijah L, Zulihar R, Setiadi MA, Wiryawan KG, Astuti DA
Suplementasi minyak bunga Matahari (Helianthus annuus) pada ransum pra kawin terhadap konsumsi nutrien, penampilan dan karakteristik estrus domba Garut
Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner  2014   Volume : 19 Nomor : 1  Puslitbang Peternakan
DOI:10.14334/jitv.v19i1.989
 [PDF]         [Record Detail]

4

Kostaman T, Yusuf TL Fahrudin M, Setiadi MA, Setioko AR
Pembentukan Germline Chimera ayam Gaok menggunakan Primordial Germ Cell sirkulasi segar dan beku
Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner  2014   Volume : 19 Nomor : 1  Puslitbang Peternakan
DOI:10.14334/jitv.v19i1.990
 [PDF]         [Record Detail]

4

Mirdhayati I, Hermanianto J, Wijaya CH, Sajuthi D
Profil karkas dan karakteristik kimia daging kambing Kacang (Capra aegragus hircus) jantan
Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner  2014   Volume : 19 Nomor : 1  Puslitbang Peternakan
DOI:10.14334/jitv.v19i1.991
 [PDF]         [Record Detail]

3

Nury HS, Anggraeni A
Polimorfisme genetik gen β-laktoglobulin pada sapi Friesian Holstein
Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner  2014   Volume : 19 Nomor : 1  Puslitbang Peternakan
DOI:10.14334/jitv.v19i1.992
 [PDF]         [Record Detail]

3

Wardhana AH, Diana N
Aktivitas biolarvasidal ekstrak metanol daun Kipahit (Tithonia diversifolia) terhadap larva lalat Chrysomya bezziana
Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner  2014   Volume : 19 Nomor : 1  Puslitbang Peternakan
DOI:10.14334/jitv.v19i1.993
 [PDF]         [Record Detail]

5

Damayanti R, Rahmadani I, Fitria Y
Deteksi antigen virus rabies pada preparat ulas otak dengan direct Rapid Immunohistochemistry Test
Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner  2014   Volume : 19 Nomor : 1  Puslitbang Peternakan
DOI:10.14334/jitv.v19i1.994
 [PDF]         [Record Detail]

3

Indriani R, Dharmayanti NLPI, Adjid RMA
Efikasi penerapan vaksin AI H5N1 clade 2.1.3 pada itik Mojosari terhadap tantangan virus AI H5N1 clade 2.3.2 pada kondisi laboratorium
Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner  2014   Volume : 19 Nomor : 1  Puslitbang Peternakan
DOI:10.14334/jitv.v19i1.995
 [PDF]         [Record Detail]

3

Muharsini S, Wardhana AH
Efikasi formula mikro-enkapsulasi isolat lokal B. thuringiensis sebagai bio-insektisida terhadap penanggulangan larva Chrysomya bezziana penyebab myiasis
Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner  2014   Volume : 19 Nomor : 1  Puslitbang Peternakan
DOI:10.14334/jitv.v19i1.996
 [PDF]         [Record Detail]

3

Widiastuti R, Anastasia Y
Detection of chloramphenicol residue in bovine meat using Liquid Chromatography Mass Spectrometry
Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner  2014   Volume : 19 Nomor : 1  Puslitbang Peternakan
DOI:10.14334/jitv.v19i1.997
 [PDF]         [Record Detail]

Jumat, April 25, 2014

Potensi bakteriosin untuk kesehatan hewan dan keamanan bahan pangan


Bakteriosin secara luas telah dipelajari dan diusulkan sebagai alternatif potensial antibiotik konvensional dalam peternakan. Bakteriosin adalah peptidaantimi kroba yang disintesis secara ribosoma oleh banyak spesies bakteri dan beberapa strain Archaea. Pada umumnya bakteriosin menunjukkan aktivitas bakterisidal atau bakteriostatik terhadap bakteri lain yang sangat erat kaitannya dengan strain penghasil. Mekanisme utama bakteriosin bervariasi, yaitu pembentukan pori dalam membran sitoplasma atau penghambatan biosintesis dinding sel dan aktivitas enzim (RNase atau DNAse) dalam sel target. Penggunaan bakteriosin dalam aplikasi probiotik, sebagai pengawet, dan yang paling menarik adalah sebagai alternatif antibiotik konvensional yang belakangan ini secara luas sedang digali dan diteliti.

Di luar negeri banyak dilakukan penelitian mengenai bakteriosin untuk aplikasi pada ternak, baik sebagai penghambat bakteri patogen pada ternak maupun foodborne pathogen, bahkan ada beberapa yang sudah dipatenkan. Sedangkan di Indonesia penelitian masih terbatas pada aplikasi bakteriosin sebagai bahan pengawet alami pada pangan, tetapi aplikasinya pada ternak belum ada. Pemanfaatan bakteriosin maupun bakteri penghasil bakteriosin pada ternak merupakan sumber daya untuk diteliti dan dikomersialisasi. Penelitian mengenai bakteriosin diperlukan untuk mengendalikan mikroba patogen maupun foodborne pathogen, meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi pakan pada ternak tanpa menggunakan antibiotik.
Sumber: WARTAZOA Vol. 23 No. 2 Th. 2013

Senin, April 21, 2014

Peran Peptida Susu sebagai Antimikroba untuk Meningkatkan Kesehatan

Peptida antimikroba biasanya ada pada semua spesies sebagai bagian dari pertahanan sistem kekebalan nonspesifik untuk melawan infeksi. Peptida antimikroba yang diperoleh dari susu seperti isracidin, casocidin, casecidin dan beberapa fragmen lain dengan berbagai variasi sekuen asam amino dapat dihasilkan dengan proses hidrolisis enzimatik dari protein susu К-kasein, α-kasein, β-kasein, α-laktalbumin dan β-laktoglobulin. Peptida-peptida tersebut dapat dihasilkan oleh aktivitas protease dari saluran pencernaan atau mikroba, seperti tripsin, pepsin, kimosin atau alkalase. Cara kerja peptide-peptida tersebut adalah melalui interaksi muatan positif dengan muatan negatif pada membran sel target yang mengawali kerusakan fisiologis yang berhubungan dengan membran seperti pembelahan sel atau melalui perpindahan peptida melewati membran kemudian berinteraksi dengan sitoplasma target. Modifikasi muatan atau residu alifatik nonpolar pada peptida dapat meningkatkan atau mengurangi aktivitas peptida untuk melawan sejumlah strain mikroba dan nampaknya peningkatan atau pengurangan tersebut sangat tergantung pada strain yang digunakan. Beberapa peptida tidak hanya bertindak sebagai antimikroba tetapi dapat sekaligus sebagai penghambat angiotensin-converting enzyme, antioksidan, immunomodulator dan antiinflamasi maupun untuk pengawet makanan dan pakan. Walaupun produksi secara komersial masih terkendala dengan kurangnya teknologi untuk skala besar yang sesuai, cepatnya perkembangan metode untuk produksi peptida meningkatkan kemungkinan untuk produksi secara masal.
Sumber: WARTAZOA Vol. 23 No. 2 Th. 2013


Senin, April 14, 2014

Kalopo (Calopogonium mucunoides) provenance Ciawi

Kalopo (Calopogonium mucunoides) provenance Ciawi merupakan hasil pemurnian dari C. Mucunoides provenance Malang dari tahun 2007 sampai dengan 2010. Keunggulan tanaman pakan sekaligus tanaman penutup tanah untuk perkebunan ini dibandingkan dengan provenance aslinya yang belum dimurnikan terletak pada daya kecambahnya yang dapat mencapai 85-90%. Dibandingkan dengan yang belum diseleksi daya kecambahnya antara 40-50%. Dengan demikian penggunaan benih per satuan luas bisa menghemat 50%. Selain itu hasil biji per tanaman meningkat dari 28 gram menjadi 63,6 gram sehingga bisa memberikan keuntungan bagi penangkar lebih dari 100%.
Di sektor perkebunan, penghematan dapat mencapai 50% atau penghematan sebesar Rp 500.000 per hektar.

Keterangan :
Kalopo sebagai penutup tanah di perkebunan (kiri atas); Tanaman kalopo penghasil benih (kanan atas); Benih kalopo yang sudah dimurnikan (kanan) dengan bobot per 100 butir 1,50 gram dibandingkan dengan benih kalopo yang belum murni dengan bobot per 100 butir 1,41 gram (Kiri bawah)

Kamis, April 10, 2014

Jokowi pilih seriuskan peternakan sapi dalam negeri daripada impor


Joko Widodo, menyatakan bahwa Indonesia mampu menciptakan swasembada daging sepenuhnya bergantung dari produksi dalam negeri. Oleh karena itu, Joko Widodo yang merupakan Gubernur DKI Jakarta itu ingin mengambil langkah berani untuk menghentikan impor daging sapi. "Kita harus punya keberanian untuk beralih dari konsumsi ke produksi. Selama ini kita tidak berani berproduksi karena tidak ada kemauan," ucap Joko Widodo ketika blusukan di Pasar Cipanas, Cianjur, Jawa Barta, Sabtu (29/3/2014).
Menurutnya, Indonesia tidak perlu takut kurang pasokan daging sapi karena di Nusa Tenggara ada peternakan sapi yang cukup besar. Pria yang akrab disapa Jokowi itu juga mengatakan, swasembada daging sapi dapat terwujud jika dikerjakan secara serius.
"Bukan sesuatu yang sulit," ujar Jokowi.
Seperti diketahui, Kementerian Perdagangan telah mengeluarkan Surat Persetujuan Impor (SPI) untuk 35 perusahaan penggemukan (feedlotter). Perusahaan-perusahaan tersebut akan mendatangkan sapi pada kuartal pertama 2014 akan masuk sebanyak 130.245 ekor sapi bakalan dan 22.860 ekor sapi siap potong.
Sumber: http://www.kluget.com/nasional/jokowi-pilih-seriuskan-peternakan-sapi-dalam-negeri-daripada-impor.html

Rabu, April 09, 2014

Teknologi Kriopreservasi Primordial Germ Cell (PGC) Pada Unggas

Indonesia memiliki potensi sumberdaya plasmanutfah unggas lokal yang berlimpah, sehingga materi genetik tersebut perlu dikonservasi untuk digunakan dalam pengembangan unggas diwaktu mendatang. Konservasi plasmanutfah unggas hidup, baik secara in-situ maupun ex-situ akan sangat mahal dan beresiko kematian yang tinggi akibat penyakit seperti flu burung.
Kriopreservasi Primordial Germ Cells (PGC) yang merupakan progenitor dari sel telur dan spematozoa, adalah cara altrnatif untuk preservasi materi genetik baik pada unggas jantan maupun betina. PGC secara spesifik dapat dipanen dari darah embrio dan dapat disimpan didalam nitrogen cair seperti halnya pada sperma, ovum atau embrio pada hewan ruminansia. Teknik untuk menghasilkan ayam germline chimeria telah dapat dilakukan dengan cara mentransfer PGC kedalam sirkuliasi darah embrio. Perkawinan antara ayam chimera jantan dan betina akan menghasilkan keturunan yang berasal seluruhnya dari donor PGC. Konservasi materi genetik plasmanutfah unggas Indonesia yang dilakukan melalui penyimpanan PGC dapat digunakan untuk pengembangan unggas dimasa mendatang.

Keterangan Gambar:
A. Koleksi darah embrio umur 56 jam (stage 114-15);
B. Embrio resepien yang siap disuntik dengan PGC donor;
C. PGC ayam lokal;
D. Embrio hasil penyuntikan PGC donor yang siap ditetaskan;
E. Ayam Chimera yang telah dihasilkan Balitnak.

Jumat, April 04, 2014

Rumput Penyelamat Area Tailing

Eksploitasi sumber daya alam seperti industri pertambangan adalah suatu kegiatan yang tak terelakkan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sumber keuangan negara, dan lain-lain. Eksploitasi ini akan memberikan dampak lingkungan, budaya, sosial baik positif maupun negatif. Industri pertambangan merupakan salah satu industri yang berdampak kerusakan lingkungan baik fisik maupun sosial, karena industri ini menghasilkan limbah yang cukup besar dalam bentuk tailing dan beberapa pertambangan menghasilkan residu berupa logam berat yang bersifat toksis dan akumulatif dalam tubuh makhluk hidup.
Tailing adalah limbah industri pertambangan baik emas, tembaga maupun perak. Tailing terdiri dari batuan yang telah hancur dari batuan mineral yang telah diambil mineralnya dan mempunyai porositas tinggi sehingga kapasitas memegang air rendah, struktur tidak stabil, sangat miskin bahan organik, aktivitas mikroba tidak ada sama sekali. Pemilihan spesies tanaman, termasuk Tanaman Pakan Ternak (TPT) untuk rehabilitasi area bekas tambang sangat krusial tergantung tujuan penanaman. Ada kelompok tanaman yang bersifat mengekstraksi, mendegradasi dan menstabilkan kontaminan misalnya logam berat. TPT yang bersifat mengekstraksi kontaminan, terutama logam berat tidak dapat dikonsumsi oleh ternak karena akan terakumulasi di dalam tubuhnya dan akan masuk ke rantai makanan. Sehingga TPT yang bersifat akumulator dapat digunakan untuk membersihkan kontaminan pada area bekas tambang. Untuk tujuan kegiatan pertanian perlu dilakukan secara hati-hati sebelum produk pertanian dapat dikonsumsi manusia.
Budidaya tanaman apapun di area tailing perlu strategi tertentu untuk mengelolanya. Kondisi tailing yang secara fisik sangat sarang (porous), miskin hara dan bahan organik, maka perlu pemupukan dengan pupuk organik dan kimia secara seimbang.
Tanaman Pakan Ternak yang mencakup rumput dan leguminosa selain sebagai sumber hijauan pakan untuk ternak, juga mempunyai fungsi lain yang penting dalam sistem pertanian maupun lingkungan antara lain sebagai pupuk hijau, tanaman penutup tanah, pengontrol gulma, pengontrol erosi tanah, sebagai tanaman pagar pembatas lahan, membantu konservasi air, fitoremediasi bahkan dapat sebagai komoditas ekspor.
Ada beberapa alasan mengapa rumput cocok sebagai tanaman pakan ternak dan sebagai tanaman konservasi tanah, yaitu: (1) rumput mampu membentuk tunas-tunas baru sebagai pengganti batang yang dimakan ternak. Tunas-tunas baru itu tumbuh pada pangkal batang, dekat permukaan tanah, sehingga tidak rusak apabila terjadi pemotongan atau penggembalaan; (2) sebagian besar rumput mampu mempertahankan pertumbuhan vegetatif terus menerus dan hanya terhenti pada musim kering; (3) banyak rumput yang berkembang biak dengan rimpang atau stolon yang dengan mudah membentuk akar-akar baru sehingga permukaan tanah dapat cepat tertutup; (4) sistem perakarannya mampu mengikat partikel-partikel tanah dan membentuk jalinan akar (sod). Akar ini mengangkat zat hara yang telah tercuci oleh hujan lebat dari dalam tanah ke permukaan.
Beberapa jenis rumput yang direkomendasikan untuk reklamasi area tailing adalah Brachiaria spp.; Cenchrus ciliaris (rumput Cenchrus); Chloris gayana (rumput Rhodes); Cynodon dactylon, Digitaria decumbens (rumput Pangola); Panicum maximum (rumput Benggala); Paspalum notatum, Vetiveria zizanioides.