Kandang Kelompok

Kandang Kelompok ”Model Grati” merupakan model perkandangan yang dirancang dengan memperhatikan dalam satu ruang kandang ditempatkan beberapa ekor sapi induk/calon induk.

Ayam KUB (Ayam Kampung Unggul Badan Litbang Pertanian)

Bobot badan : 1.200 -1.600 gram, Bobot telur : 35-45 gram, Umur pertama bertelur lebih awal (20 - 22 minggu),Produktivitas telur lebih tinggi (130 -160 butir/ekor/tahun, Produksi telur (henday) : 50 %, Puncak produksi telur : 65 %,Lebih tahan terhadap penyakit

Selasa, September 17, 2013

Ayam KUB, Solusi Persoalan Pakan

Ayam ras yang selama ini kita konsumsi ternyata sudah dibuat oleh industri peternakan multinasional dalam satu paket dengan pakan ternak. Karena itu ayam ras di Indonesia sangat tergantung dengan bahan baku pakan impor. Bahkan ada resiko besar jika memaksa menggantinya dengan bahan baku lokal.
Lalu bagaimana solusi untuk menghadapi kondisi terus meningginya harga pakan yang kerap dikeluhkan peternak ayam di Indonesia? Ciptakan bibit ayam yang doyan pakan lokal.  Berikut rangkuman hasil wawancara Sinar Tani dengan Kepala Balai Penelitian Ternak, Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian, Dr. Ir. Nasrullah,M.Sc

Peternak ayam kembali mengeluhkan terjadinya kenaikan harga pakan layer dan broiler menyusul melemahnya rupiah. Apa komentar Anda?
Kenaikan harga pakan adalah masalah klasik yang bukan baru kali ini terjadi. Ini konsekuensi dari belum mandirinya kita dalam menghasilkan bibit ayam dan pakan. Kenaikan harga pakan biasanya terjadi apabila pasokan bahan baku impornya terganggu atau seperti sekarang ini bila kurs rupiah melemah terhadap dolar AS.

Mungkinkah mengganti dengan bahan baku pakan dari dalam negeri?

Mengganti sebagian bahan baku penyusunnya dengan bahan baku lokal bukan persoalan mudah, karena harus menyesuaikan dengan potensi genetik ayam ras yang diproduksinya. Pakan yang direkomendasikan breeder luar negeri kandungan nutrisinya relatif tinggi.  Itu ada dalam bahan-bahan impor seperti bungkil kedelai dan tepung ikan yang produsennya di dalam negeri sangat terbatas. Persoalan kualitas pakan merupakan hal yang sensitif, asal mengganti bisa-bisa pertumbuhan badan broiler tidak optimal. Peternak ayam ras petelur (layer) saya lihat kalaupun banyak yang memberikan pakan hasil pencampuran sendiri baru dilakukan setelah ayam melalui fase pertumbuhan awal (starter). Pemberian pakan produksi sendiri bisa membuat produksi telur drop. Apalagi untuk mengangkatnva lagi sangat sulit.

Apakah sudah ada penelitian untuk mencari alternatif  bahan baku dari dalam negeri?

Banyak pihak, termasuk lembaga-lembaga penelitian yang telah melakukan riset untuk dapat mengangkat baku lokal sebagai substitusi bahan baku impor. Tapi kenyataannya hingga kini hasilnya baru dalam skala laboratorium dan belum bisa diaplikasikan dalam skala besar oleh pabrik-pabrik pakan di Indonesia yang jumlahnya terus meningkat.

Jika demikian, apakah tidak ada solusi bagi peternak ayam untuk bisa mendapatkan pakan murah di masa depan?

Untuk jangka pendek saya pikir tidak ada. Tapi mungkin dengan dilakukan pengkajian secara berkelanjutan dalam jangka panjang bisa diperoleh substitusi bahan baku impor. Banyak perguruan tinggi, khususnya dari Fakultas Petemakan yang sudah intens melakukan kajian terhadap limbah dari industri pengolahan kelapa sawit. Kemungkinan bungkil kelapa sawit bisa menjadi bahan baku pakan unggas karena produksinya cukup banyak dan bisa didapat secara kontinyu. Hasil penelitian kami sendiri, bungkil dari cangkang sawit bisa dipakai untuk alternatif pakan unggas karena kandungan proteinnya cukup tinggi. Tetapi masalahnya kami belum menemukan mesin yang bisa menghaluskan sehalus-halusnya sehingga bisa dicerna oleh ternak unggas.

Solusi global yang ditawarkan bagaimana?

Kalau bicara ayam ras, memang kita masih dihadapkan pada banyak kendala yang tidak bisa dalam waktu singkat terpecahkan karena menyangkut banyak dimensi. Kami melihat, idealnya memang kita harus bisa menciptakan dan mengembangkan bibit ayam yang bisa diberikan pakan dari produksi lokal. Sejak tahun 1997 kami telah melakukan seleksi genetika dan rintisan untuk bisa menghasilkan bibit ayam lokal dengan produksi telur yang tinggi seperti halnya ayam ras petelur. Meski belum seratus persen menyamai produksi layer, tapi pada akhirnya Balitnak bisa menciptakan ayam kampung dengan potensi produksi telur tinggi diberi nama "Ayam Kampung Unggul Balitnak" yang disingkat ayam KUB. Produksi telur ayam KUB per tahun bisa mencapai 180 butir, sementara ayam ras petelur bisa mencapai 300 an butir. Tapi kami tents melakukan riset agar potensi produksi telur in masih bisa ditingkatkan.

Sejauh mana peminat ayam KUB tersebut?

Saat ini perninat untuk memelihara ayam KUB di masyarakat cukup tinggi. Bekerjasama dengan pihak swasta yakni PT Ayam Kampung Indonesia, penyebaran ayam KUB sudah sampai ke 10 provinsi di Indonesia dan akan terus dikembangkan di provinsi lain. Di Gorontalo yang produksi jagung lokalnya tinggi, ayam in berkembang sangat baik. Sesuai permintaan pasar, kami tents melanjutkan riset untuk bisa menghasilkan bibit ayam KUB yang warna bulunya lebih bervariasi, berkaki kuning (saat in dominan berbulu dan berkaki hitam), serta tahan terhadap serangan virus Al. Dan tentunya kami juga melakukan penelitian untuk bisa menghasilkan ayam kampung jenis pedaging.
Sumber: Sinar Tani Edisi 11-17 September 2013

Senin, September 16, 2013

Rumput Raja sebagai Kandidat Probiotik pada Ternak

Adanya potensi rumput raja sebagai pakan probiotik ini diharapkan membantu peternak meningkatkan produktivitasnya. Selain sumber yang mudah didapat serta bersifat alami.
 
Dewasa ini tren penggunaan pakan aditif alami semakin meningkat bila dibandingkan aditif kimiawi sebagai manipulator fermentasi di dalam rumen. Probiotik merupakan pakan aditif berupa mikroba hidup yang dapat meningkatkan kesehatan dan produktivitas ternak.
Mikroorganisme utama probiotik adalah biakan jamur seperti Aspergilus oryzae dan Saccharomyces cerevisiae dan Bakteri Asam Laktat (BAL) seperti Lactobacillus plantarum dan Lactobacillus acidophilus. Bakteri yang dikategorikan probiotik merupakan bakteri aman atau GRAS (Generally Recognized as Safe), dapat bertahan melewati lambung dan usus halus, atau toleran terhadap suasana asam dan garam empedu, serta menghambat bakteri patogen.

Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa penggunaan probiotik pada ternak ruminansia dapat meningkatkan produktivitas dan menurunkan emisi gas metana. Serta menurunkan kasus terjadinya diare dan meningkatkan pertambahan bobot badan harian pada pedet.

Hasil penelitian Fakultas Peternakan Perikanan dan Ilmu kelautan Universitas Negeri Papua bahwa fermentasi rumput raja teridentifikasi Lactobacillus plantarum sebagai strain BAL. L. plantarum mampu melewati lambung dengan jumlah populasi 107, tahan terhadap garam empedu, berkembang pada suhu ruang (30oC) dan menghambat pertumbuhan bakteri patogen.

Toleransi terhadap asam merupakan salah satu syarat penting suatu isolat untuk dapat dikategorikan sebagai probiotik. Hal ini disebabkan apabila isolat tersebut masuk ke dalam saluran pencernaan ternak, maka isolat harus mampu bertahan dari pH asam lambung yaitu sekitar 3-5 dengan jumlah populasi minimal 106-108 cfu/ml.

Hambatan yang paling serius bagi ketahanan probiotik pada usus halus adalah garam empedu. Studi resistensi probiotik pada garam empedu secara in vitro dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu studi ketahanan dan pertumbuhan L. plantarum mempunyai enzim dengan aktivitas untuk menghidrolisis garam empedu sehingga mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap garam empedu 0,3% (merupakan konsentrasi ekstrim)

sumber: JITV Volume 18 Nomor 2 Tahun 2013

Rabu, September 11, 2013

Limbah pasar, alternatif penyedia hijaun pakan ternak

Produktivitas ternak sangat dipengaruhi oleh ketersediaan pakan, baik secara kualitas maupun kuantitas. Lahan padang rumput diperkotaan banyak dikonversi untuk perumahan, sehingga perlu dicarikan alternatif pengganti hijauan salah satu alternatif tersebut adalah limbah sayuran yang sangat banyak tersedia di pasar.
Ada beberapa jenis limbah sayuran pasar dapat digunakan sebagai pakan ternak ruminansia diantaranya adalah bayam, kangkung, kubis, kecamba kacang hijau, daun kembang kol, kulit jagung, klobot jagung dan daun singkong. Limbah sayuran pasar yang dominan ada di pasar antara lain kol, caisim, daun kembang kol, kulit toge, serta sawi putih. Sedangkan kulit jagung sudah banyak dipergunakan sebagai pakan langsung (tanpa proses pengolahan) oleh beberapa peternak kambing maupun sapi.


Limbah sawi
Jenis limbah sawi yang banyak di pasaran yaitu limbah sawi hijau/caisim dan sawi putih. Sawi memiliki kadar air yang cukup tinggi, mencapai lebih dari 95%, sehingga umumnya sawi cenderung lebih mudah untuk diolah menjadi asinan. Jika akan diolah menjadi silase, terlebih dahulu sawi harus dilayukan/dijemur atau dikering-anginkan untuk mengurangi kadar airnya. Nilai energi dan protein kedua jenis sawi ini setelah ditepungkan hampir sama, berada pada kisaran 3200 – 3400 kcal/kg dan 25 – 32 g/100g.

Limbah kol
Limbah kol yang didapatkan di pasar, merupakan bagian kol hasil penyiangan. Limbah kol di Pasar Induk Kramat Jati, dapat mencapai 17,2% dari total jumlah kol yang masuk setiap hari. Kol juga termasuk sayuran dengan kadar air tinggi (> 90%) sehingga mudah mengalami pembusukan/kerusakan.

Limbah kulit kecambah taoge
Kulit kecambah taoge pada umumnya menjadi limbah di pasar-pasar tradisional. Belum banyak orang yang memanfaatkan kulit kecambah taoge, hanya sebagian kecil orang yang memanfaatkan kulit kecambah taoge untuk campuran pakan itik. Dari berbagai jenis limbah organik pasar yang pernah digunakan dalam pengkajian tepung limbah organik pasar, kulit toge merupakan jenis limbah yang paling berpotensi untuk dibuat menjadi tepung limbah. Pengeringan dengan menggunakan sinar matahari hanya membutuhkan waktu rata-rata 2 hari, dengan kadar air 65 – 70%. Dari hasil analisa, tepung kulit kecambah toge dapat menjadi salah satu pakan sumber energi, dengan kandungan energi metabolis sebesar 3737 kcal/kg.

Limbah daun kembang kol
Daun kembang kol merupakan bagian sayuran yang umumnya tidak dimanfaatkan untuk konsumsi manusia. Meski demikian, hasil analisa menunjukkan bahwa tepung daun kembang kol mempunyai kadar protein yang cukup tinggi, yaitu 25,18 g/100g dan kandungan energi metabolis sebesar 3523 kcal/kg.

Limbah jagung
Limbah pasar yang berasal dari jagung ada dua macam, kulit jagung dan tongkol jagung/janggel. Kulit jagung manis mempunyai kadar gula yang cukup tinggi, sehingga berpotensi untuk dijadikan silase. Sedangkan tongkol jagung/janggel merupakan bagian dari buah jagung setelah bijinya dipipil. Limbah jagung pada umumnya mempunyai kelemahan kadar protein yang cenderung rendah serta serat kasar yang cenderung tinggi. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, limbah jagung sesuai untuk diolah menjadi silase.

Limbah sayuran akan bernilai guna jika dimanfaatkan sebagai pakan melalui pengolahan. Hal tersebut karena pemanfaatan limbah sayuran sebagai bahan pakan dalam ransum harus bebas dari efek anti-nutrisi, terlebih toksik yang dapat menghambat pertumbuhan ternak yang bersangkutan. Limbah sayuran mengandung anti nutrisi berupa alkaloid dan rentan oleh pembusukan sehingga perlu dilakukan pengolahan ke dalam bentuk lain agar dapat dimanfaatkan secara optimal dalam susunan ransum ternak dan dapat disimpan dalam kurun waktu yang cukup lama sebagai cadangan pakan ternak saat kondisi sulit mendapatkan pakan hijauan.


Selasa, September 10, 2013

Penyerempakan berahi menggunakan CIDR tingkatkan populasi ternak domba

Salah satu cara untuk meningkatkan populasi  ternak domba adalah dengan memperhatikan aspek reproduksi yaitu usaha untuk memperpendek jarak beranak dari satu tahun satu kali menjadi dua tahun tiga kali beranak. Agar dapat diperolah jarak beranak yang lebih pendek tersebut, maka tatalaksana perkawinan harus diatur secara cermat, ini dapat terlaksana bila dilakukan penyerempakan berahi. Telah banyak dilaporkan mengenai penyerempakkan berahi baik secara biologis, hormonal dan terakhir adalah dengan menggunakan laserpunktur. Diketahui bahwa penyerempakkan berahi adalah usaha dari manusia dalam memanipulasi reproduksi pada ternak sehingga dapat berahi pada waktu yang hampir bersamaan.
Penyerempakkan berahi yang umum dilakukan adalah dengan cara kimiawi yaitu menggunakan preparat hormon progesteron baik yang dikemas dalam bentuk spons maupun dalam bentuk CIDR dalam penelitian ini penyerempakan berahi menggunakan CIDR (Controlled Internal Drug Release). Penggunaan CIDR ini adalah sebagai sumber progestagen yang akan diserap secara perlahan dan dikeluarkan selama 10-14 hari kemudian.
Apabila CIDR yang mengandung progesteron tersebut ditempatkan dalam vagina selama 12-14 hari maka selama periode tersebut domba tidak akan birahi karena rendahnya produksi hormon estrogen akibat meningkatnya kadar progesteron dalam darah. Demikian pula sebaliknya bila CIDR dicabut, kadar progesteron dalam darah menurun drastis sehingga merangsang perkembangan folikel secara serempak, sejalan dengan itu kadar estrogenpun meningkat. Meningkatnya kadar estrogen akan merangsang proses ovulasi dan mengakibatkan timbulnya tanda-tanda birahi.

Untuk mengetahui pengaruh perbedaan bobot badan, pemberian PMSG dan jarak tempuh ke tempat penampungan terhadap timbulnya birahi pada domba  melalui penyerempkakan berahi dengan menggunakan preparat hormon progesteron dalam bentuk CIDR. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan  bahwa CIDR dapat digunakan untuk penyerempakkan berahi pada domba, berahi timbul 39,71 + 6,96 jam setelah CIDR dicabut. Sementara itu, perbedaan bobot badan, penyuntikan PMSG dan perbedaan jarak tempuh (transportasi) tidak berpengaruh terhadap timbulnya berahi. Untuk kepentingan penelitian ataupun peningkatan efisiensi reproduksi dapat disarankan penggunaan CIDR untuk penyerempakkan berahi.
Sumber: Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner  Tahun 2000

Senin, September 09, 2013

Sapi Tetap Menjadi Backbone Nusa Tenggara Barat (NTB)

Nusa Tenggara Barat (NTB), dengan predikat  Bumi Sejuta Sapi (NTB BSS). Targekan akhir 2013,  satu juta ekor sapi.

Program inseminasi buatan (IB). Mutu  semen beku yang diproduksi Balai Inseminasi Buatan Daerah (BIBD) Nusa Tenggara Barat cukup tinggi sehingga diharapkan bisa meningkatkan produktivitas sapi di daerah ini.  Kepala Balai Inseminasi Buatan Daerah  Provinsi Nusa Tenggara Barat AW Nasrudin di Mataram, Sabtu (15/6), mengatakan produksi semen beku setiap tahun mencapai 50.000 dosis, yang terserap oleh peternak sebanyak 8.000 dosis. lebih lanjut beliau menyampaikan  bahwa pihaknya mampu memproduksi semen beku "sexing", yakni semen yang telah dipisahkan antara betina dan jantan. Kelebihan semen beku sexing adalah mendukung program memperbanyak induk atau sapi bibit. Selain itu, kata Nasrudin, sapi pejantan untuk usaha penggemukan dan meningkatkan produksi daging, terutama dalam upaya  mendukung program unggulan NTB Bumi Sejuta Sapi (BSS).
"Hingga kini baru NTB yang memproduksi semen beku sexing untuk mendukung program NTB BSS, terutama terkait dengan upaya memperbanyak jumlah induk sapi di NTB," katanya. Hal tersebut, kata Nasrudin,  tertuang dalam cetak biru NTB BSS, yakni meningkatkan jumlah induk dari 38 persen menjadi 44 persen  dari populasi sapi sebanyak 1 juta ekor lebih pada 2013. Menurut dia, hingga kini populasi sapi betina produktif atau induk baru tercapai 42 persen. Pada akhir 2013 diharapkan bisa mencapai 44 persen dari seluruh populasi sapi di NTB.
"Keberhasilan semen beku sexing sudah dibuktikan dengan tingkat keberhasilan 90 persen sesuai dengan target yang telah ditetapkan dan hasilnya dipamerkan pada acara panen pedet 12  Desember 2012 di Banyumulek, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat," ujarnya.
Terkait dengan program unggulan NTB BSS, Pemerintah Provinsi NTB menargetkan populasi sapi sebanyak 1.032.500 ekor, tercapainya grade A dan B sapi, serta swasembada daging untuk menunjang ketahanan pangan nasional sebanyak 16.400 ton.
Selain itu terbangunnya pabrik pakan di sentra produksi dengan potensi pupuk  5,02 juta ton, berkembangnya industri hilir peternakan, mendukung pengembangan pariwisata, dan penyerapan tenaga kerja hingga 344.000 orang, dan dengan program  NTB BSS mampu meningkatkan pendapatan peternak Rp1,1 triliun serta produksi kulit 60.250 lembar. (An/WID/ES)
Sumber: Sekretariat Kabinet RI

Kamis, September 05, 2013

Biokult: Bahan pakan adatif dalam bentuk Probiotik untuk meningkakan Produktivitas Domba

Biotkult merupakan probiotik yang murah dan dapat berfungsi sebagai pakan suplemen yang mudah untuk diaplikasikan serta dapat memberikan peningkatan pertumbuhan ternak secara nyata.
 
Peningkatan performan ternak domba dapat dilakukan dengan cara menyusun ransum yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan gizinya. Ransum yang baik memiliki kecernaan yang tinggi agar mudah diserap oleh ternak dan upaya peningkatan kecernaan dalam rumen sering ditambahkan feed additive. Salah satu feed additive yang sekarang sedang populer dalam peningkatan produksi dan kesehatan ternak adalah probiotik, yang dapat menggantikan peran antibiotik. Probiotik mengandung komponen-komponen yang dibutuhkan ternak seperti vitamin dan enzim serta zat yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh ternak. Probiotik merupakan pakan aditif berupa mikroba hidup yang dapat meningkatkan keseimbangan dan fungsi pencernaan hewan, serta meningkatkan kondisi kesehatan dan meningkatkan produktivitas ternak. Mikroba hidup yang aman dikonsumsi ternak itu ada tiga jenis: golongan bakteri, protozoa, dan cendawan. Probiotik yang diintroduksikan pada Kelompok Tani Makmur di Desa Puluhan, Klaten ini diberi nama Biokult yang mengandung mikroba hidup dari jenis bakteri Lactobacillus casei dan merupakan hasil pengembangbiakan dari bakteri hidup yang ada di dalam minuman Yakult. Bahan yang digunakan untuk membuat Biokult ini adalah 1 botol (50 ml) yakult, 4 liter tetes tebu dan 40 liter air. Ketiga bahan tersebut dicampur dalam tong plastik dan diaduk sampai homogen kemudian tutup rapat, pengadukan dilakukan setiap hari. Setelah hari ke 3 tercium bau harum Biokult dan mulai bisa digunakan untuk pakan ternak. Daya kerja biokult ini efektif sampai 21 hari semenjak pembuatannya. Biokult diujicobakan pada 5 ekor ternak domba lokal jantan dan hasilnya dibandingkan dengan 5 ekor domba lokal jantan lain yang tidak memperoleh Biokult. Masing-masing ternak domba dari 2 kelompok perlakuan tersebut memperoleh pakan yang sama, yaitu pollard 0,5 kg/hari, ampas tahu 0.5 kg dan rumput lapangan tak terbatas (ad libitum). Perlakuan biokult yakni dengan mencampurkannya ke dalam pollard sebanyak 4% (20 ml/ekor/hari).

Rabu, September 04, 2013

Optimalisasi pemanfaatan bahan pakan lokal untuk meningkatkan produktivitas ayam kampung

Bahan pakan lokal konvensional maupun inkonvensional terdiri dari sumber protein nabati, protein hewani dan energi. Penggunaan bahan pakan lokal  yang berasal dari limbah pertanian dan limbah industri mempunyai kendala antara lain rendahnya kandungan zat nutrisi dan adanya zat anti nutrisi yang dapat menurunkan produktivitas ternak . Pemberian bahan pakan dalam bentuk mentah dapat mengganggu perkembangan dan fungsi organ tubuh, sehingga dapat menghambat proses pencernaan dan menurunkan efisiensi penggunaan pakan.

Oleh karena itu telah dikembangkan  teknologi pengolahan yang mudah diaplikasikan  untuk mengoptimalkan penggunaan bahan pakan lokal  dalam pakan ayam kampung  maupun ayam ras, karena diasumsikan bahwa daya toleransi penggunaan bahan pakan untuk ayam ras dapat diaplikasikan pada ayam kampung.

Bahan Pakan Sumber Protein Nabati


Bahan pakan yang biasa digunakan sebagai sumber protein nabati seperti bungkil kedelai, bungkil kacang tanah dan bungkil kelapa  untuk pakan ayam ketersediaannya masih berfluktuatif dan bersaing dengan ternak lainnya serta harganya relatif mahal. Pengujian terhadap beberapa bahan pakan sumber protein nabati alternatif seperti bungkil biji kapuk, bungkil biji kemiri dan bungkil biji karet masing-masing sebanyak 10 % pada ayam kampung, dapat memperbaiki konversi pakan dari 4,6 menjadi 4,1 (11,5%).

Selasa, September 03, 2013

Peta Sumberdaya Genetik Ayam Lokal Indonesia

Ayam Pelung,Cianjur Jawa Barat
Keunggulan:
suaranya merdu
Bobot badan besar
Ayam sentul, Ciamis Jawa Barat
Ciri spesifik: warna dasar bulu abu-abu
Keunggulan: bobot badan sedang, cocok sebagai ayam pedaging
Ayam Ciparage, Karawang, Jawa Barat
Keunggulan: Ayam aduan
Status: Punah
Ayam Jantur, Subang Jawa Barat.
Ciri spesifik tanpa bulu
Ayam Wareng, Tangerang Banten
Keunggulan: Produksi telur tinggi
Tipe ringan, punah
Ayam Kampung, Jawa Barat
Keunggulan: tekstur dan rasa daging spesifik
Ayam Cemani, Temanggung Jawa Tengah.
Ciri spesifik warna hitam pada semua bagian tubuhnya termasuk trachea dan cloaca
Ayam Kedu Hitam, Temanggung Jawa Tengah.
Ciri spesifik warna bulu hitam
Keunggulan: Produksi telur tinggi
Ayam Kedu Putih, Temanggung Jawa Tengah.
Ciri spesifik warna bulu putih
Keunggulan: produksi telur tinggi
Ayam Gaok, Madura, Jawa Timur
Ciri spesifik :warna bulu putih hitam
Keunggulan: bobot badan besar
Ayam Nunukan, Kaltim.
Ciri spesifik warna bulu merah buff, bulu bagian ekor pendek
Keunggulan: tipe dwiguna daging dan telur
Ayam Merawang, Bangka Belitung.
Ciri spesifik warna bulu merah buff,
keunggulan: produksi telur tinggi
Ayam Arab Silver, Jawa Timur
Ciri spesifik warna bulu hitam-putih blorok, keunggulan: produksi telur tinggi
Ayam Kapas, Sumatera Selatan,
SDG ayam hias
Ayam Poland, DKI, SDG ayam hias
Ayam Serama, DKI,
SDG ayam hias
Ayam Kate, Yogyakarta
SDG ayam hias
Ayam Kate, Yogyakarta,
SDG ayam hias
Sumber: Balai Penelitian Ternak (Balitnak)

Senin, September 02, 2013

Murahnya ternak sapi dengan pakan pelepah kelapa sawit

Dengan harga pakan yang relatif lebih murah di perkebunan sawit in, mestinya PTPN VI ini bisa ikut membantu operasi pasar dengan harga Rp 32 ribu/bobot hidup.  Harga ini sebenarnya masih sangat masuk di PTPN (VI) ini. Oleh karena itu, saya berharap budidaya sapi integrasi dengan kelapa sawit seperti ini bisa juga membantu menurunkan harga daging sapi di Jambi yang masih tinggi, masih Rp 100 ribu. Jadi, dengan adanya peternakan di sini, lalu kemudian nanti dari Lampung, sapi-sapi yang siap potong, mudah-mudahan tidak lama lagi bisa diturunkan harga," jelas Menteri Pertanian, Suswono saat berkunjung ke Propinsi Jambi untuk memantau harga daging sapi pada Lebaran Idul Fitri lalu.


Manajemen PTPN VI di Muhajirin, Kabupaten Muaro Jambi menjelaskan bahwa proses pemeliharaan sapi di perusahaannya menggunakan pelepah kelapa sawit sebagai pakan utamanya. Pelepah kelapa sawit itu terlebih dahulu dilebur dengan menggunakan mesin penghancur pelepah kelapa sawit.

Sistem integrasi sawit-sapi yang dilakukan oleh PTPN VI jelas Suswono menerapkan sistem kandang koloni. "Sapi tidak dilepas, sapi relatif tidak banyak bergerak jadi ada percepatan dalam penggemukan. Pelepah dan bungkil sawit adalah bahan baku yang relatif sangat murah. Peningkatan bobot hidupnya bisa mencapai 1 kg per hari untuk sapi ongol. Saya kira ini normal dan bagus," jelas Suswono.

Dengan biaya budidaya sistem integrasi kelapa sawit-sapi ini Mentan yakin harga daging sapi di Jambi bisa lebih rendah. "Kalau kita lihat harga di pasar ternak, harga di angka 32 sampai 35, katakanlah ambil rata-rata 32, maka sebetulnya harga daging sapi Rp 80 sampai Rp 85 ribu itu masih masuk sekali di Jambi ini, di sini ada pedagang yang mengambil keuntungannya agak tinggi. Jadi saya berharap, harga daging sapi bisa Rp 83 ribu karena harga sapi hidupnya tidak terlalu tinggi, masih cukup," jelas Suswono.

Pembuatan silase pelepah kelapa sawit sebagai pakan ternak


Pelepah kelapa sawit bisa menggantikan rumput hingga 80% tanpa mengurangi laju pertumbuhan bobot ternak. Ada beberapa macam teknologi untuk menjadikan pelepah sawit sebagai pakan ternak.
Kandungan zat gizi ternak dari daun kelapa sawit cukup lumayan, antara lain mengandung protein kasar 14,8% ligin 27,6% dan kecernaan invitro kurang dari 50%. Daun sawit memiliki keambaan , daya serap air dan kelarutan yang lebih tinggi. Nilai keambaan yang tinggi merupakan karakteristik berserat tinggi.
Pelepah kelapa sawit dpat diberikan dalam bentuk segar atau diproses menjadi silase. Hasil Penelitian menunjukan penggunaan pelepah sawit dalam bentuk silase pada sapi sebanyak 50% dari total pakan dapat menghasilkan pertambahan bobot badan harian berkisar 0,62-0,75 kg dengan nilai konversi pakan antara 9 - 10.
Fermentasi pelepah kelapa sawit menjadi silase ditujukan preservasi dan konsentrat, pengaruhnya terhadap nilai gizi bahan relatif kecil, Adapun untuk meningkatkan kandungan gisi dalam proses fermentasi dapat ditambahkan urea. Penambahan urea sebanyak 3-6% akan meningkatkan kandungan protein bahan dari 5,6 menjadi 12,5 atau 20%.
Tahapan pembuatan silase dimulai dari melakukan pencacahan bahan menjadi partikel yang halus. Cacahan pelepah kelapa sawit tersebut dicampur dengan salahsatu bahan berikut ini: tepung kanji, tepung jagung, onggok atau molases sebanyak 3-5% dari berat bahan. Bahan mana yang dipilih untuk campurannya tergantung dari apakah bahan tersebut mudah didapat atau tidan dan tingkat harga ekonomisnya.
Selanjutnya tambahkan juga urea 3-6%, kemudian semua bahan dimasukan ke dalam drum. padatkan dan tutup rapat untuk mempertahankan kondisi tanpa udara (anerob) selama 2-3 minggu, baru bisa digunakan. Pada saat selase dibuka, kering anginkan terlebih dahulu baru diberikan kepada ternak. Silase dapat disimpan dalam waktu yang lama. bahkan bertahun-tahun tanpa mengalami penurunan nilai nutrisi.
sumber: Sinar Tani Edisi 21-27 Agustus 2013

Pameran dan Gelar Inovasi Teknologi Perkebunan, ENIP III 2013

Agribisnis perkebunan diprediksi akan semakin menarik pada tahun-tahun mendatang. Masuknya berbagai perusahaan nasional sebagai investor dan pelaku bisnis menjadi salah satu pendorong munculnya gairah usaha perkebunan ini. Di sisi lain, beberapa produk perkebunan Indonesia, seperti kakao, karet, kopi, lada, vanili, kopra, kelapa sawit, minyak atsiri, tembakau, dan jambu mete, diakui memiliki keunggulan komparatif di pasar Internasional, sehingga peluang produk Indonesia untuk masuk ke pasar internasional terbuka cukup lebar.
Badan Litbang Pertanian, sebagai penghasil inovasi teknologi maupun inovasi kebijakan, sangat menyadari bahwa pelaku usaha perkebunan, baik dalam kapasitasnya sebagai mitra pemerintah maupun dalam sebagai pihak yang menjalankan usahanya sendiri, memerlukan adanya inovasi dalam berusaha. Tujuannya tentu untuk meningkatkan keuntungan melalui peningkatan efisiensi dan efektivitas kinerja.
Terkait dengan hal itu, kegiatan penelitian di bidang perkebunan telah dilakukan dengan porsi perhatian yang cukup besar. Tidak hanya itu, teknologi yang dihasilkan juga diperderas penyampaiannya ke calon pengguna melalui berbagai “channel”, yang salah satunya melalui penyelenggaraan EXPO NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN (ENIP) III 2013
Dari rangkaian kegiatan Pameran dan Gelar Inovasi Teknologi Perkebunan, ENIP III, di JCC, Jakarta tanggal 30 Agustus–1 September 2013.  Puslitbangnak menampilkan inovasi teknologi  Sistem Integrasi Ternak dengan Perkebunan yang merupakan suatu sistem usahatani tanaman – ternak yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia.

Jumat, Agustus 30, 2013

Cara efektif untuk menanggulangi penyakit utama pada ayam kampung


Ayam lokal, yang lebih dikenal dengan ayam kampung memiliki karakter yang unik dan tetap harus dipertahankan sebagai sumber plasma nutfah yang sangat berharga di negeri ini. Ayam kampung secara fisiologis dan genetik belum banyak dieksploitasi, sehingga potensi genetiknya masih terdistribusi secara proporsional bila dipandang dari konsep transformasi energi. Hal ini berarti kemampuan tumbuh dan produksinya terseleksi secara alamiah tanpa harus mengorbankan kemampuannya bertahan terhadap serangan penyakit.

Ayam kampung adalah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia dan hampir setiap rumah tangga memiliki ayam peliharaan berupa ayam kampung. Di pedesaan ayam kampung adalah tabungan hidup petani yang dalam waktu cepat dapat diuangkan dan digunakan untuk berbagai kepentingannya, sehingga dengan demikian posisi ayam kampung menjadi sangat strategis dalam mendukung ekonomi keluarga Indonesia, khususnya di pedesaan. Banyak keuntungan dan kelebihan yang bisa ditawarkan dari pemeliharaan ayam kampung, namun dengan merebaknya avian influenza (AI) keberadaan ayam kampung, khususnya yang dipelihara secara umbaran ada dalam kondisi dilematis. Pemerintah menyadari harus ada perlakuan khusus yang harus diberikan agar ayam kampung tetap berkembang dan tidak berperan sebagai reservoir dalam penyebaran AI yang potensial menular ke manusia.

Beberapa penyakit penting pada ayam kampung  yang secara ekonomis mempunyai dampak signifikan terhadap kesehatan ayam kampung dapat dikelompokkan berdasarkan agen penyebabnya:


  • Penyakit yang disebabkan oleh virus yang sering terjadi pada ayam kampung adalah: Newcastle Disease (ND) atau tetelo, Avian Influenza (AI) dan penyakit Gumboro/Infectious Bursal Disease(IBD). Ketiga penyakit ini sangat berpengaruh pada ayam kampung, khususnya pada ayam kampung yang dipelihara secara umbaran.
  • Penyakit unggas yang disebabkan oleh bakteri antara lain:Snot/coryza, Chronic Respiratory Disease(CRD), kolibasilosis dan cholera. Penyakit parasit yang harus diwaspadai adalah: cacing gelang, cacing pita, dan koksidiosis.
  • Penyakit non-infeksius seperti stres akibat panas, kepadatan, mishandling masih dijumpai.

Penanggulangan penyakit-tersebut dapat ditanggulangi melalui pemberian asupan nutrisi yang seimbang dan memadai, penerapan biosekuriti yang ketat, vaksinasi dan pengobatan. Pelaksanaan vaksinasi dan cakupan vaksinasi yang kurang tepat, titer antibodi yang tidak memadai dan status ketahanan individu hewan terhadap endemis suatu penyakit (misalnya AI, ND,Gumboro atau penyakit lain) dapat menyebabkan manifestasi subklinik penyakit yang bersangkutan.

Secara umum penerapan biosekuriti dan vaksinasi masih dipandang sebagai cara yang efektif untuk menanggulangi penyakit utama yang sering terjadi pada ayam kampung.
Sumber: Prosiding Workshop Nasional Unggas Lokal 2012

Suplementasi hijauan murbei dapat meningkatkan produktivitas domba dan kambing

Protein merupakan salah satu nutrient yang menjadi faktor penentu tingkat produktivitas ternak termasuk kambing dan domba. Namun pada umumnya bahan pakan sumber protein yang berasal dari kacang-kacangan maupun hasil samping industri pertanian harganya mahal sehingga terkadang tidak terjangkau oleh daya beli peternak skala kecil maupun yang berada di pedesaan.

Dilain pihak ternak ruminansia mempunyai kelebihan dibandingkan dengan ternak non ruminansia dalam hal pemanfaatan sumber protein dari hijauan untuk mencukupi kebutuhan akan proteinnya. Oleh karena itu, meningkatkan produktivitas domba dan kambing, perlu dicari alternative sumber protein yang murah dan tersedia sepanjang tahun. Tanaman murbei dapat tumbuh sepanjang tahun di daerah iklim tropis seperti di Indonesia.

Hijauan dari tanaman murbei mempunyai kandungan protein yan tinggi (> 20%) sehingga sangat potensial untuk digunakan sebagai sumber protein hijauan pada pakan kambing dan domba. Dilaporkan bahwa suplementasi hijauan murbei pada pakan domba dapat meningkatkan total konsumsi bahan kering sebesar 22,5% dan dibarengi dengan peningkatan kenaikan bobot badan harian domba sebesar 85% dibandingkan pakan yang tidak disuplementasi dengan hijauan murbei.
sumber: WARTAZOA Vol.22 No.1 Th.2012

Kamis, Agustus 29, 2013

Itik PMp, Alternatif Penyedia Daging dan Telur Unggas

Permintaan terhadap daging itik yang terus meningkat selama ini menunjukkan makin terbukanya pasar daging itik di Indonesia, sebagai alternatif daging unggas dalam menyediakan protein hewani murah bagi masyarakat.

Perubahan kondisi ini perlu ditanggapi dengan baik oleh sistem produksi yang ada, yang selama ini lebih didominasi untuk produksi telur itik. Sumber daging itik yang ada umumnya berasal dari itik tipe petelur dengan ukuran karkas kecil, yaitu itik jantan muda yang digemukkan atau itik betina petelur setelah selesai masa bertelurnya, untuk konsumen kelas menengah ke bawah.

Itik PMp merupakan bibit itik tipe pedaging baru yang dikembangkan oleh Balai Penelitian Ternak Ciawi, Bogor. Itik ini merupakan hasil persilangan antara itik Peking dan itik Mojosari putih. Itik PMp berbulu putih, warna kulit karkas bersih dan cerah.

Keunggulan Itik PMp dapat digunakan sebagai itik pedaging dan itik petelur. Bobot itik PMp sekitar 2-2,5 kg pada umur 10 minggu. Jika dikawinkan dengan entog jantan menghasilkan itik serati dengan bobot badan lebih dari 3 kg pada umur 10 minggu. Sebagai itik petelur, umur bertelur pertama 5,5 – 6 bulan. Nilai konversi pakan bagi itik PMp adalah 2,7 – 2,9 (umur 1-3 minggu) dan 3,9 – 4,7 (umur 4-10 minggu).

Kehadiran itik PMp ini dapat sebagai alternatif bagi peternak sebagai penyediaan daging dan telur unggas, selain ayam dan potensial dikembangkan oleh penangkar bibit unggas. Selain itu, dalam upaya memenuhi kebutuhan daging itik, adanya itik PMp ini juga merupakan substitusi daging itik impor.
Sumber: Balai Penelitian Ternak (Balitnak)

Rabu, Agustus 28, 2013

Mengenal beberapa penyakit penting pada Kelinci di Indonesia


Ternak kelinci merupakan salah satu aset petani yang sangat berharga. Di samping sebagai tabungan, kelinci juga sebagai penghasil daging yang tinggi kandungan protein dan rendah kolesterol dan trigeliserida dan dapat dibuat dalam bentuk produk olahan, seperti abon, dendeng, sosis, burger, dan bentuk cepat saji seperti sate. Selain itu sebagai penghasil kulit bulu (fur), juga menghasilkan wool, sebagai hewan coba dalam dunia kedokteran dan farmasi, menjadi idola atau kelinci kesayangan dengan harga jual relatif tinggi, kotoran dan urine sebagai pupuk organik yang bermutu tinggi untuk tanaman sayuran dan bunga.
Berbagai jenis ternak kelinci yang sudah dikembangkan di Indonesia seperti Lops, Fuzzy, Tan, Jersey Wooly, New Zealand White, Netherland Dwarf, Yamamoto, Silver Fox, Dwarf Hotot, Rex, Satin, Angora, Tris Mini Rex. Kelinci mampu melahirkan 10–11 kali per tahun dengan rataan 6–7 anak per kelahiran oleh sebab itu kelinci mudah berkembang biak dan tumbuh dengan cepat.

Salah satu kendala dalam Budidaya Kelinci yaitu penyakit. Penyakit yang menyerang kelinci di Indonesia yaitu Kudis, Koksidiosis, Pasteurellosis, Mukoid Enteritis, Penyakit Tyzzer, Sifilis, Ring worm, Kecacingan, Mastitis, Radang mata. Keberadaan penyakit eksotik perlu diwaspadai mengingat lebih banyak beternak kelinci impor daripada kelinci lokal.

Kudis disebabkan Sarcoptes scabiei perlu perhatian khusus karena menular ke manusia, seperti Pasteurellosis. Penyakit Koksidiosis, Mukoid Enteritis dan Penyakit Tyzzer sangat mudah menyebar ke koloni kelinci.

Informasi  selengkapnya:  Mengenai diagnosis, gejala klinis, isolasi ternak sakit dan pengobatannya
Sumber: Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005

Selasa, Agustus 27, 2013

Kambing Boerka Mulai Menjelajah Indonesia

Boerka, persilangan antara Boer dengan Kacang mulai menjelajah ke berbagai penjuru di Indonesia. Hal ini dilakukan dalam upaya memperbaiki performa kambing di Indonesia dari sisi bobot lahir, laju pertumbuhan, bobot maksimum dan kualitas daging yang dihasilkan. Loka Kambing Potong Sei Putih telah menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, pemerintah, swasta maupun kelompok tani di berbagai pelosok Indonesia, khususnya yang bergerak di bidang peternakan kambing yang dianggap potensial untuk berkembang di daerahnya.
Data pengiriman yang sudah dilakukan Loka Penelitian Kambing Potong 2012:
Tanggal
Yang menerima Instansi Lokasi Jlh (Ekor)
6-Oct-09
BPTP BPTP Riau Riau
2
17-Nov-09
Peternak Kelompok Tani Kuala Simpang, Aceh
6
12-Jul-10
Peternak Swasta Singkil, Banda Aceh
2
26-Jul-10
Peternak Peternak Simalungaun
1
15-Nov-10
Dinas Peternakan Dinas Peternakan Disnak Tk.I, Sumut
2
30-Apr-10
Rumpa Sitepu Kelompok Tani Suka Nalu, Karo
3
-      2010
Iman BAPPEDA Serdang Bedagai
10
4-May-12
Dinas Peternakan Dinas Peternakan Batubara
6
23-Jun-11
Peternak Dinas Peternakan Kalimantan Timur
5
17-Jun-12
Peternak Kelompok Tani Aceh Singkil
3
1-May-12
Kelompok Tani Kelompok Tani Desa Melati, Serdang Bedagai
15
26-Apr-12
Amri Kelompok Tani Tinggi Raja, Asahan
2
10-Sep-12
Kelompok Tani Kelompok Tani Batubara
5
13-Nov-12
Sinulingga Swasta Desa Merdeka
3
10-Sep-12
Fera Peternak Solok, Sumatera Barat
2
9-Oct-12
Kelompok Tani Dinas Peternakan Melaboh, Aceh Barat
6
10-Sep-12
Peternak Kelompok Tani Aceh
5
26-Mar-12
Dinas Peternakan Dinas peternakan Bengkayang, Kalimantan
5
31-Mar-12
Dedi Andriadi Dinas Peternakan Kalimantan Barat
5
Diharapkan Boerka yang telah menyebar ini dapat berkembang biak dengan kambing lokal di daerahnya masing-masing untuk mendapatkan keturunan yang lebih baik yang pada akhirnya meningkatkan konstribusi ketersediaan daging secara nasional.
Sumber: Loka Penelitian Kambing Potong

Senin, Agustus 26, 2013

Energi bersih bio-gas: solusi konflik peningkatan populasi ternak dengan pencemaran lingkungan


Upaya peningkatan produksi ternak dikhawatirkan dapat mengorbankan kebersihan dan kesehatan lingkungan, karena pencemaran limbah padat (feses) dan cair (urine) ternak. Dalam kontek yang lebih luas, feses dan urine berpotensi membantu meningkatkan pemanasan global (efek rumah kaca). Namun bila dikelola dengan baik, limbah ternak dapat menghasilkan bio-gas dan pupuk organik yang sangat bermanfaat.
Bio-gas dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif terbarukan, sedangkan pupuk organik bermanfaat sebagai pembenah lahan pertanian. Ketersediaan energi alternatif terbarukan secara in-situ di pedesaan dapat mengurangi pemakaian kayu bakar, sehingga penebangan pohon dapat ditekan. Setiap petani yang memiliki 2 – 3 ekor ternak dan instalasi bio-gas dengan kapasitas digester 10 m3 dapat menghasilkan 3 – 4 m3 bio-gas per hari. Jumlah ini cukup untuk memenuhi kebutuhan energi harian rumah tangga petani.
Bagi peternakan skala menengah-besar, disamping untuk memenuhi kebutuhan energi sendiri, dengan dukungan teknologi yang lebih modern, gas methan (CH4) murni yang dihasilkan dapat digunakan untuk tujuan penggunaan yang lebih luas.Produksi bio-gas secara luas dapat digunakan untuk mengatasi pencemaran lingkungan, dan sumber energi terbarukan secara in-situ yang ramah lingkungan.
Sumber: Policy Brief - FKPR Badan Litbang Pertanian

Jumat, Agustus 23, 2013

Peningkatan Produktivitas Kelinci Rex, Satin dan Persilangannya melalui Seleksi


Kelinci asli yang ada di Indonesia adalah Nesolagus netscheri (kelinci Kerinci) yang berasal dari Sumatera. Sementara itu, ternak kelinci yang telah cukup lama dikenal oleh peternak dan telah beradaptasi dengan lingkungan tropis Indonesia adalah kelinci-kelinci impor dari berbagai negara di Eropa dan Amerika. Adaptasi di daerah tropis menyebabkan perubahan kinerja biologis pada ternak-ternak tersebut yang sangat berbeda dengan kinerja rumpun murni di negara asalnya.
Pertumbuhan penduduk yang pesat pada abad ini menimbulkan konsekuensi meningkatnya kebutuhan pangan termasuk daging, penyediaan lapangan kerja dan tingkat pendapatan yang memadai bagi penduduk terutama di perdesaan, yang pada umumnya sangat rawan terhadap ketiga hal tersebut.Kelinci menjadi salah satu alternatif karena kemampuan biologisnya untuk tumbuh dan berkembang biak dengan cepat pada kondisi pemeliharaan yang marjinal maupun intensif, merupakan usaha yang menguntungkan baik untuk ternak hias, pedaging maupun bibit, dengan kondisi demand lebih tinggi dari supply, dan merupakan sumber pendapatan baru bagi peternak di perdesaan dan perkotaan dan tumbuhnya simpul-simpul usaha pendukung (pakan, kandang, asesori pet).

Kamis, Agustus 22, 2013

Kembang telang (clitoria ternatea) memiliki nilai nutrisi tinggi sebagai tanaman pakan

Peningkatan pembangunan daerah akan memberikan kontribusi yang tinggi terhadap alih fungsi lahan dari lahan pertanian ke non pertanian. Hal tersebut akan berpengaruh pula terhadap luasan lahan yang dapat dibudidayakan untuk tanaman pakan. Di lain pihak luasan lahan kritis semakin meningkat yang disebabkan terutama oleh pemanfaatan lahan yang tidak menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah menanam tanaman pakan yang mampu berperan ganda seperti sebagai perlindungan biodiversitas, tanaman pakan, cover crop, tanaman obat, dan tanaman hias. Berbagai jenis tanaman pakan terutama dari keluarga leguminosa dapat dikembangkan untuk memenuhi persyaratan tersebut, salah satunya adalah tanaman Kembang Telang (Clitoria ternatea). Potensi C. Ternatea sebagai tanaman pakan sangat baik karena selain memiliki nilai nutrisi yang tinggi juga sangat palatabel bagi ternak. Persistensi C. ternatea sangat tinggi terhadap perubahan musim, kondisi lahan, dan sangat cocok berasosiasi dengan tanaman.

Perkembangan budidaya tanaman C. ternatea sangat tergantung kepada pemahaman masyarakat petani peternak akan pembudidayaan tanaman yang memiliki fungsi produksi untuk tanaman pakan dan sekaligus mampu berfungsi sebagai upaya menjaga kelestarian alam. Hingga saat ini belum banyak penelitian yang dilakukan untuk pengembangan C. ternatea.

Untuk mengetahui potensi C. ternatea sebagai tanaman pakan dan sebagai tanaman penutup tanah (cover crop).  Dari hasil penelitian bahwa kembang telang (C. ternatea) memiliki potensi besar sebagai tanaman pakan yang memiliki nilai nutrisi  tinggi , penutup  tanah (cover crop) yang baik, dan kembang telang lokal memberikan hasil hijauan pakan yang lebih baik dibandingkan dengan C. ternatea cv. Milgarra dan Siratro

Rabu, Agustus 21, 2013

Bank pakan, era terkini usaha sapi potong komersial yang efisien

Salah satu variabel biaya produksi usaha peternakan yang kontribusinya sangat besar adalah penyediaan pakan ternak. Porsi pakan terhadap biaya produksi berkisar 60-70% dari total biaya produksi.
Agar usaha peternakan menguntungkan maka pakannya harus efisien. Satu-satunya cara efisiensi pakan dengan biaya murah adalah konsep bank pakan.
Beberapa keunggulan bank pakan diantaranya:
  1. mampu menyediakan bahan pakan secara continue sepanjang tahun dengan harga murah.
  2. Menjamin tidak terjadi fluktrasi harga bahan pakan mencolok.
  3. Menyerap stok bahan pakan pada saat musim panen atau harga murah untuk kebutuhan pakan sampai musim panen berikutnya.
  4. Kualitas ransum stabil sepanjang waktu karena ragam bahan pakan yang digunakan tersedia.
Adapun beberapa jurus yang harus dilakukan pada bank pakan yaitu:
  1. Pembelian bahan pakan pada saat panen raya dan harga murah untuk mencukupi kebutuhan sampai periode panen berikutnya
  2. Gudang penyimpanan dan tehnik menyimpan dengan benar, dengan mempertimbangkan standart kualitas.
  3. Bahan baku yang berkadar air diatas 17% disimpan tersendirinya pada ruangan yang sirkulasi udara dan ventilasinya baik.
  4. Pada waktu harga mahal, penjualan bahan baku yang persediaannya lebih bisa dijual untuk menambah keuntungan.
Keuntungan financial bank pakan pada usaha komersial sapi potong sebagai berikut:
Saat ini harga pakan (konsentrat) sapi potong komersial Rp 1500/kg hingga 1800/kg. Dengan konsep bank pakan, biaya pembuatan pakan komersial dengan standart yang sama hanya Rp 1200/kg. Efisien biaya pakan minimal Rp 300/kg adalah pendapatan baru bagi usaha sapi potong tersebut.
Peternak dengan skala pemeliharaan 100 ekor. Maka kebutuhan pakan satu bulan sekitar 25.000kg, rata-rata konsumsi pakan 8kg/ekor. Dengan demikian penadapatan baru dari bank pakan untuk efisiensi pakan sebesar Rp 7.500.000 per bulan. Nilai tersebut masih berpeluang bertambah manakala ada usaha trading bahan baku saat harga naik dan persediaan lebih dari cukup.
Sumber : Lolit Sapi Potong

Selasa, Agustus 20, 2013

Kinerja investasi pembibitan menuju kemandirian usaha unggas lokal


Produk ayam dan itik lokal merupakan salah satu prioritas sumber pasokan daging yang 'emerging' dapat diandalkan setelah upaya pencapaian swasembada daging sapi tahun 2014. Di sisi lain, perkembangan permintaan daging ayam dan itik lokal diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan upaya pemenuhan kebutuhan daging bagi masyarakat.
Sudah saatnya perlu untuk dikembangkan usaha pembibitan ayam dan itik lokal secara massive untuk menjamin kecukupan produksi bibit day old chick (DOC) dan day old duck (DOD) sesuai dengan permintaan pelaku usaha. Saat ini, sangat sedikit atau hampir tidak ada perusahaan swasta yang bergerak di bidang pembibitan ayam dan itik lokal secara komersial. Jika ada, skala usaha masih relatif kecil, sehingga jumlah DOC dan DOD yang dihasilkan belum mampu memenuhi permintaan pasar. Hal yang sama juga terjadi pada kelompok-kelompok peternak unggas lokal yang mengusahakan pembibitan, namun masih sangat beragam kualitas bibit yang dihasilkan dan distribusi pasar yang masih bersifat lokal maupun regional.
Sehubungan dengan hal tersebut Puslitbang Peternakan telah menyelenggarakan roundtable discussion yang bertemakan 'Kinerja Investasi Pembibitan Menuju Kemandirian Usaha Unggas Lokal'. Diskusi ini melibatkan para pakar, praktisi dan pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah serta stakeholder terkait di bidang usaha unggas lokal. Hasil-hasil diskusi tersebut dirangkum dalam booklet  agar dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak terkait dengan saran dan rekomendasi tindak lanjutnya yang perlu dilakukan oleh berbagai pihak.
Informasi lebih lanjut......

Daun mengkudu fermentasi turunkan kandungan kolesterol karkas Ayam Broiler

Daging ayam merupakan produk peternakan yang bergizi tinggi. Namun, karena daging ini kaya lemak dan kolesterol, dicurigai sebagai salah satu penyebab serangan stroke dan penyakit jantung koroner pada manusia. Untuk mengevaluasi pengaruh taraf pemberian daun mengkudu fermentasi terhadap kadar kolesterol karkas ayam pedaging. Telah dilakukan penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan 8 (delapan) perlakuan dan 3 (tiga) ulangan dengan 10 (sepuluh) ekor ayam untuk setiap ulangan. Ransum yang mengandung tepung daun mengkudu fermentasi kaya β-karoten dicobakan pada ayam broiler dengan level: 0,3,6,9,12,15,18 dan 21%. Ransum disusun iso protein 22% dan iso energi 3000 kkal/kg.

Sebanyak 240 ekor anak ayam broiler unsex strain Arbor Acress umur 1 hari (DOC) diberi makan secara Adlibitum selama 8 minggu. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan sidik ragam (analysis of variance/ANOVA) dan jika menunjukkan pengaruh yang nyata dilanjutkan dengan Uji Kontras Ortogonal. Peubah yang diamati adalah performan dan kualitas karkas (kolesterol karkas) ayam broiler. Hasil di lapangan menunjukkan bahwa: Penampilan produksi ayam broiler terutama pada konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum, dan persentase karkas tidak dipengaruhi oleh pemakaian tepung daun mengkudu olahan dalam ransum broiler, akan tetapi dapat menurunkan kandungan kolesterol karkas sebanyak 26,18% dari 73,06 mg/100g menjadi 53,76 mg/100g. Dari semua level penggunaan produk tepung daun mengkudu fermentasi yang diberikan dalam ransum, level pemberian 21% nyata menurunkan kandungan kolesterol karkas ayam broiler.

Senin, Agustus 19, 2013

Ternyata lebih efisien dibanding Australia

PANGKALAN BUN, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan (Puslitbangnak) melakukan penelitian program integrasi sawit-sapi di Kobar selama tiga hari. Prof Dr Kusuma Diwyantosebagai peneliti utama melihat program tersebut bisa menjadi percontohan skala nasional.
Program integrasi sawit-sapi di Kobar menarik perhatian Puslitbang Peternakan. Selama tiga hari, peneliti berada di Kobar untuk mengeksplorasi program yang dijalankan Kelompok Tani Subur Makmur Desa Pangkalan Tiga ini.
Kusuma Diwyanto mengatakan, ada dua tempat yang diteliti, yakni di Sulung Ranch dan di Kelompok Tani Subur Makmur. Ia melihat kombinasi yang dilakukan dalam integrasi sawit-sapi ini termasuk sangat bagus, baik itu dari sisi kesejahteraan masyarakat, produktifitas perkebunan, maupun usaha sapinya itu sendiri.

Yang menarik, kata Kusuma, ada aliran pakan dari pabrik kelapa sawit yang menjadi bahan utama pakan sapi untuk Kelompok Tani Subur Makmur. Lalu, kotoran sapi diolah menjadi kompos yang nilainya jauh lebih tinggi dari biaya pakan. ”Ini kalau kita hitung, lebih efesien dari pada Australia,” ungkap Kusuma di sela-sela kepulangannya melalui Bandara Iskandar Pangkalan Bun kemarin.
Jika pola integrasi sawit sapi yang dilakukan Kelompok Tani Subur Makmur diterapkan secara masif, Kobar bukan hanya bisa swasembada daging, tetapi bisa menjadi eksportir sapi. Sebab, biaya untuk memproduksi pakan sapi untuk pembibitan atau perkembangbiakan itu kurang dari Rp 2 ribu perhari. Apalagi setiap satu tahun sapi bisa beranak. Jadi biaya pakan untuk menghasilkan satu ekor pedet (anak sapi) itu hanya Rp 1,6 juta, sementara kalau di Lampung biayanya untuk menghasilkan satu ekor pedet butuh Rp 9 juta.