Kandang Kelompok

Kandang Kelompok ”Model Grati” merupakan model perkandangan yang dirancang dengan memperhatikan dalam satu ruang kandang ditempatkan beberapa ekor sapi induk/calon induk.

Ayam KUB (Ayam Kampung Unggul Badan Litbang Pertanian)

Bobot badan : 1.200 -1.600 gram, Bobot telur : 35-45 gram, Umur pertama bertelur lebih awal (20 - 22 minggu),Produktivitas telur lebih tinggi (130 -160 butir/ekor/tahun, Produksi telur (henday) : 50 %, Puncak produksi telur : 65 %,Lebih tahan terhadap penyakit

Jumat, Agustus 30, 2013

Cara efektif untuk menanggulangi penyakit utama pada ayam kampung


Ayam lokal, yang lebih dikenal dengan ayam kampung memiliki karakter yang unik dan tetap harus dipertahankan sebagai sumber plasma nutfah yang sangat berharga di negeri ini. Ayam kampung secara fisiologis dan genetik belum banyak dieksploitasi, sehingga potensi genetiknya masih terdistribusi secara proporsional bila dipandang dari konsep transformasi energi. Hal ini berarti kemampuan tumbuh dan produksinya terseleksi secara alamiah tanpa harus mengorbankan kemampuannya bertahan terhadap serangan penyakit.

Ayam kampung adalah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia dan hampir setiap rumah tangga memiliki ayam peliharaan berupa ayam kampung. Di pedesaan ayam kampung adalah tabungan hidup petani yang dalam waktu cepat dapat diuangkan dan digunakan untuk berbagai kepentingannya, sehingga dengan demikian posisi ayam kampung menjadi sangat strategis dalam mendukung ekonomi keluarga Indonesia, khususnya di pedesaan. Banyak keuntungan dan kelebihan yang bisa ditawarkan dari pemeliharaan ayam kampung, namun dengan merebaknya avian influenza (AI) keberadaan ayam kampung, khususnya yang dipelihara secara umbaran ada dalam kondisi dilematis. Pemerintah menyadari harus ada perlakuan khusus yang harus diberikan agar ayam kampung tetap berkembang dan tidak berperan sebagai reservoir dalam penyebaran AI yang potensial menular ke manusia.

Beberapa penyakit penting pada ayam kampung  yang secara ekonomis mempunyai dampak signifikan terhadap kesehatan ayam kampung dapat dikelompokkan berdasarkan agen penyebabnya:


  • Penyakit yang disebabkan oleh virus yang sering terjadi pada ayam kampung adalah: Newcastle Disease (ND) atau tetelo, Avian Influenza (AI) dan penyakit Gumboro/Infectious Bursal Disease(IBD). Ketiga penyakit ini sangat berpengaruh pada ayam kampung, khususnya pada ayam kampung yang dipelihara secara umbaran.
  • Penyakit unggas yang disebabkan oleh bakteri antara lain:Snot/coryza, Chronic Respiratory Disease(CRD), kolibasilosis dan cholera. Penyakit parasit yang harus diwaspadai adalah: cacing gelang, cacing pita, dan koksidiosis.
  • Penyakit non-infeksius seperti stres akibat panas, kepadatan, mishandling masih dijumpai.

Penanggulangan penyakit-tersebut dapat ditanggulangi melalui pemberian asupan nutrisi yang seimbang dan memadai, penerapan biosekuriti yang ketat, vaksinasi dan pengobatan. Pelaksanaan vaksinasi dan cakupan vaksinasi yang kurang tepat, titer antibodi yang tidak memadai dan status ketahanan individu hewan terhadap endemis suatu penyakit (misalnya AI, ND,Gumboro atau penyakit lain) dapat menyebabkan manifestasi subklinik penyakit yang bersangkutan.

Secara umum penerapan biosekuriti dan vaksinasi masih dipandang sebagai cara yang efektif untuk menanggulangi penyakit utama yang sering terjadi pada ayam kampung.
Sumber: Prosiding Workshop Nasional Unggas Lokal 2012

Suplementasi hijauan murbei dapat meningkatkan produktivitas domba dan kambing

Protein merupakan salah satu nutrient yang menjadi faktor penentu tingkat produktivitas ternak termasuk kambing dan domba. Namun pada umumnya bahan pakan sumber protein yang berasal dari kacang-kacangan maupun hasil samping industri pertanian harganya mahal sehingga terkadang tidak terjangkau oleh daya beli peternak skala kecil maupun yang berada di pedesaan.

Dilain pihak ternak ruminansia mempunyai kelebihan dibandingkan dengan ternak non ruminansia dalam hal pemanfaatan sumber protein dari hijauan untuk mencukupi kebutuhan akan proteinnya. Oleh karena itu, meningkatkan produktivitas domba dan kambing, perlu dicari alternative sumber protein yang murah dan tersedia sepanjang tahun. Tanaman murbei dapat tumbuh sepanjang tahun di daerah iklim tropis seperti di Indonesia.

Hijauan dari tanaman murbei mempunyai kandungan protein yan tinggi (> 20%) sehingga sangat potensial untuk digunakan sebagai sumber protein hijauan pada pakan kambing dan domba. Dilaporkan bahwa suplementasi hijauan murbei pada pakan domba dapat meningkatkan total konsumsi bahan kering sebesar 22,5% dan dibarengi dengan peningkatan kenaikan bobot badan harian domba sebesar 85% dibandingkan pakan yang tidak disuplementasi dengan hijauan murbei.
sumber: WARTAZOA Vol.22 No.1 Th.2012

Kamis, Agustus 29, 2013

Itik PMp, Alternatif Penyedia Daging dan Telur Unggas

Permintaan terhadap daging itik yang terus meningkat selama ini menunjukkan makin terbukanya pasar daging itik di Indonesia, sebagai alternatif daging unggas dalam menyediakan protein hewani murah bagi masyarakat.

Perubahan kondisi ini perlu ditanggapi dengan baik oleh sistem produksi yang ada, yang selama ini lebih didominasi untuk produksi telur itik. Sumber daging itik yang ada umumnya berasal dari itik tipe petelur dengan ukuran karkas kecil, yaitu itik jantan muda yang digemukkan atau itik betina petelur setelah selesai masa bertelurnya, untuk konsumen kelas menengah ke bawah.

Itik PMp merupakan bibit itik tipe pedaging baru yang dikembangkan oleh Balai Penelitian Ternak Ciawi, Bogor. Itik ini merupakan hasil persilangan antara itik Peking dan itik Mojosari putih. Itik PMp berbulu putih, warna kulit karkas bersih dan cerah.

Keunggulan Itik PMp dapat digunakan sebagai itik pedaging dan itik petelur. Bobot itik PMp sekitar 2-2,5 kg pada umur 10 minggu. Jika dikawinkan dengan entog jantan menghasilkan itik serati dengan bobot badan lebih dari 3 kg pada umur 10 minggu. Sebagai itik petelur, umur bertelur pertama 5,5 – 6 bulan. Nilai konversi pakan bagi itik PMp adalah 2,7 – 2,9 (umur 1-3 minggu) dan 3,9 – 4,7 (umur 4-10 minggu).

Kehadiran itik PMp ini dapat sebagai alternatif bagi peternak sebagai penyediaan daging dan telur unggas, selain ayam dan potensial dikembangkan oleh penangkar bibit unggas. Selain itu, dalam upaya memenuhi kebutuhan daging itik, adanya itik PMp ini juga merupakan substitusi daging itik impor.
Sumber: Balai Penelitian Ternak (Balitnak)

Rabu, Agustus 28, 2013

Mengenal beberapa penyakit penting pada Kelinci di Indonesia


Ternak kelinci merupakan salah satu aset petani yang sangat berharga. Di samping sebagai tabungan, kelinci juga sebagai penghasil daging yang tinggi kandungan protein dan rendah kolesterol dan trigeliserida dan dapat dibuat dalam bentuk produk olahan, seperti abon, dendeng, sosis, burger, dan bentuk cepat saji seperti sate. Selain itu sebagai penghasil kulit bulu (fur), juga menghasilkan wool, sebagai hewan coba dalam dunia kedokteran dan farmasi, menjadi idola atau kelinci kesayangan dengan harga jual relatif tinggi, kotoran dan urine sebagai pupuk organik yang bermutu tinggi untuk tanaman sayuran dan bunga.
Berbagai jenis ternak kelinci yang sudah dikembangkan di Indonesia seperti Lops, Fuzzy, Tan, Jersey Wooly, New Zealand White, Netherland Dwarf, Yamamoto, Silver Fox, Dwarf Hotot, Rex, Satin, Angora, Tris Mini Rex. Kelinci mampu melahirkan 10–11 kali per tahun dengan rataan 6–7 anak per kelahiran oleh sebab itu kelinci mudah berkembang biak dan tumbuh dengan cepat.

Salah satu kendala dalam Budidaya Kelinci yaitu penyakit. Penyakit yang menyerang kelinci di Indonesia yaitu Kudis, Koksidiosis, Pasteurellosis, Mukoid Enteritis, Penyakit Tyzzer, Sifilis, Ring worm, Kecacingan, Mastitis, Radang mata. Keberadaan penyakit eksotik perlu diwaspadai mengingat lebih banyak beternak kelinci impor daripada kelinci lokal.

Kudis disebabkan Sarcoptes scabiei perlu perhatian khusus karena menular ke manusia, seperti Pasteurellosis. Penyakit Koksidiosis, Mukoid Enteritis dan Penyakit Tyzzer sangat mudah menyebar ke koloni kelinci.

Informasi  selengkapnya:  Mengenai diagnosis, gejala klinis, isolasi ternak sakit dan pengobatannya
Sumber: Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005

Selasa, Agustus 27, 2013

Kambing Boerka Mulai Menjelajah Indonesia

Boerka, persilangan antara Boer dengan Kacang mulai menjelajah ke berbagai penjuru di Indonesia. Hal ini dilakukan dalam upaya memperbaiki performa kambing di Indonesia dari sisi bobot lahir, laju pertumbuhan, bobot maksimum dan kualitas daging yang dihasilkan. Loka Kambing Potong Sei Putih telah menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, pemerintah, swasta maupun kelompok tani di berbagai pelosok Indonesia, khususnya yang bergerak di bidang peternakan kambing yang dianggap potensial untuk berkembang di daerahnya.
Data pengiriman yang sudah dilakukan Loka Penelitian Kambing Potong 2012:
Tanggal
Yang menerima Instansi Lokasi Jlh (Ekor)
6-Oct-09
BPTP BPTP Riau Riau
2
17-Nov-09
Peternak Kelompok Tani Kuala Simpang, Aceh
6
12-Jul-10
Peternak Swasta Singkil, Banda Aceh
2
26-Jul-10
Peternak Peternak Simalungaun
1
15-Nov-10
Dinas Peternakan Dinas Peternakan Disnak Tk.I, Sumut
2
30-Apr-10
Rumpa Sitepu Kelompok Tani Suka Nalu, Karo
3
-      2010
Iman BAPPEDA Serdang Bedagai
10
4-May-12
Dinas Peternakan Dinas Peternakan Batubara
6
23-Jun-11
Peternak Dinas Peternakan Kalimantan Timur
5
17-Jun-12
Peternak Kelompok Tani Aceh Singkil
3
1-May-12
Kelompok Tani Kelompok Tani Desa Melati, Serdang Bedagai
15
26-Apr-12
Amri Kelompok Tani Tinggi Raja, Asahan
2
10-Sep-12
Kelompok Tani Kelompok Tani Batubara
5
13-Nov-12
Sinulingga Swasta Desa Merdeka
3
10-Sep-12
Fera Peternak Solok, Sumatera Barat
2
9-Oct-12
Kelompok Tani Dinas Peternakan Melaboh, Aceh Barat
6
10-Sep-12
Peternak Kelompok Tani Aceh
5
26-Mar-12
Dinas Peternakan Dinas peternakan Bengkayang, Kalimantan
5
31-Mar-12
Dedi Andriadi Dinas Peternakan Kalimantan Barat
5
Diharapkan Boerka yang telah menyebar ini dapat berkembang biak dengan kambing lokal di daerahnya masing-masing untuk mendapatkan keturunan yang lebih baik yang pada akhirnya meningkatkan konstribusi ketersediaan daging secara nasional.
Sumber: Loka Penelitian Kambing Potong

Senin, Agustus 26, 2013

Energi bersih bio-gas: solusi konflik peningkatan populasi ternak dengan pencemaran lingkungan


Upaya peningkatan produksi ternak dikhawatirkan dapat mengorbankan kebersihan dan kesehatan lingkungan, karena pencemaran limbah padat (feses) dan cair (urine) ternak. Dalam kontek yang lebih luas, feses dan urine berpotensi membantu meningkatkan pemanasan global (efek rumah kaca). Namun bila dikelola dengan baik, limbah ternak dapat menghasilkan bio-gas dan pupuk organik yang sangat bermanfaat.
Bio-gas dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif terbarukan, sedangkan pupuk organik bermanfaat sebagai pembenah lahan pertanian. Ketersediaan energi alternatif terbarukan secara in-situ di pedesaan dapat mengurangi pemakaian kayu bakar, sehingga penebangan pohon dapat ditekan. Setiap petani yang memiliki 2 – 3 ekor ternak dan instalasi bio-gas dengan kapasitas digester 10 m3 dapat menghasilkan 3 – 4 m3 bio-gas per hari. Jumlah ini cukup untuk memenuhi kebutuhan energi harian rumah tangga petani.
Bagi peternakan skala menengah-besar, disamping untuk memenuhi kebutuhan energi sendiri, dengan dukungan teknologi yang lebih modern, gas methan (CH4) murni yang dihasilkan dapat digunakan untuk tujuan penggunaan yang lebih luas.Produksi bio-gas secara luas dapat digunakan untuk mengatasi pencemaran lingkungan, dan sumber energi terbarukan secara in-situ yang ramah lingkungan.
Sumber: Policy Brief - FKPR Badan Litbang Pertanian

Jumat, Agustus 23, 2013

Peningkatan Produktivitas Kelinci Rex, Satin dan Persilangannya melalui Seleksi


Kelinci asli yang ada di Indonesia adalah Nesolagus netscheri (kelinci Kerinci) yang berasal dari Sumatera. Sementara itu, ternak kelinci yang telah cukup lama dikenal oleh peternak dan telah beradaptasi dengan lingkungan tropis Indonesia adalah kelinci-kelinci impor dari berbagai negara di Eropa dan Amerika. Adaptasi di daerah tropis menyebabkan perubahan kinerja biologis pada ternak-ternak tersebut yang sangat berbeda dengan kinerja rumpun murni di negara asalnya.
Pertumbuhan penduduk yang pesat pada abad ini menimbulkan konsekuensi meningkatnya kebutuhan pangan termasuk daging, penyediaan lapangan kerja dan tingkat pendapatan yang memadai bagi penduduk terutama di perdesaan, yang pada umumnya sangat rawan terhadap ketiga hal tersebut.Kelinci menjadi salah satu alternatif karena kemampuan biologisnya untuk tumbuh dan berkembang biak dengan cepat pada kondisi pemeliharaan yang marjinal maupun intensif, merupakan usaha yang menguntungkan baik untuk ternak hias, pedaging maupun bibit, dengan kondisi demand lebih tinggi dari supply, dan merupakan sumber pendapatan baru bagi peternak di perdesaan dan perkotaan dan tumbuhnya simpul-simpul usaha pendukung (pakan, kandang, asesori pet).

Kamis, Agustus 22, 2013

Kembang telang (clitoria ternatea) memiliki nilai nutrisi tinggi sebagai tanaman pakan

Peningkatan pembangunan daerah akan memberikan kontribusi yang tinggi terhadap alih fungsi lahan dari lahan pertanian ke non pertanian. Hal tersebut akan berpengaruh pula terhadap luasan lahan yang dapat dibudidayakan untuk tanaman pakan. Di lain pihak luasan lahan kritis semakin meningkat yang disebabkan terutama oleh pemanfaatan lahan yang tidak menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah menanam tanaman pakan yang mampu berperan ganda seperti sebagai perlindungan biodiversitas, tanaman pakan, cover crop, tanaman obat, dan tanaman hias. Berbagai jenis tanaman pakan terutama dari keluarga leguminosa dapat dikembangkan untuk memenuhi persyaratan tersebut, salah satunya adalah tanaman Kembang Telang (Clitoria ternatea). Potensi C. Ternatea sebagai tanaman pakan sangat baik karena selain memiliki nilai nutrisi yang tinggi juga sangat palatabel bagi ternak. Persistensi C. ternatea sangat tinggi terhadap perubahan musim, kondisi lahan, dan sangat cocok berasosiasi dengan tanaman.

Perkembangan budidaya tanaman C. ternatea sangat tergantung kepada pemahaman masyarakat petani peternak akan pembudidayaan tanaman yang memiliki fungsi produksi untuk tanaman pakan dan sekaligus mampu berfungsi sebagai upaya menjaga kelestarian alam. Hingga saat ini belum banyak penelitian yang dilakukan untuk pengembangan C. ternatea.

Untuk mengetahui potensi C. ternatea sebagai tanaman pakan dan sebagai tanaman penutup tanah (cover crop).  Dari hasil penelitian bahwa kembang telang (C. ternatea) memiliki potensi besar sebagai tanaman pakan yang memiliki nilai nutrisi  tinggi , penutup  tanah (cover crop) yang baik, dan kembang telang lokal memberikan hasil hijauan pakan yang lebih baik dibandingkan dengan C. ternatea cv. Milgarra dan Siratro

Rabu, Agustus 21, 2013

Bank pakan, era terkini usaha sapi potong komersial yang efisien

Salah satu variabel biaya produksi usaha peternakan yang kontribusinya sangat besar adalah penyediaan pakan ternak. Porsi pakan terhadap biaya produksi berkisar 60-70% dari total biaya produksi.
Agar usaha peternakan menguntungkan maka pakannya harus efisien. Satu-satunya cara efisiensi pakan dengan biaya murah adalah konsep bank pakan.
Beberapa keunggulan bank pakan diantaranya:
  1. mampu menyediakan bahan pakan secara continue sepanjang tahun dengan harga murah.
  2. Menjamin tidak terjadi fluktrasi harga bahan pakan mencolok.
  3. Menyerap stok bahan pakan pada saat musim panen atau harga murah untuk kebutuhan pakan sampai musim panen berikutnya.
  4. Kualitas ransum stabil sepanjang waktu karena ragam bahan pakan yang digunakan tersedia.
Adapun beberapa jurus yang harus dilakukan pada bank pakan yaitu:
  1. Pembelian bahan pakan pada saat panen raya dan harga murah untuk mencukupi kebutuhan sampai periode panen berikutnya
  2. Gudang penyimpanan dan tehnik menyimpan dengan benar, dengan mempertimbangkan standart kualitas.
  3. Bahan baku yang berkadar air diatas 17% disimpan tersendirinya pada ruangan yang sirkulasi udara dan ventilasinya baik.
  4. Pada waktu harga mahal, penjualan bahan baku yang persediaannya lebih bisa dijual untuk menambah keuntungan.
Keuntungan financial bank pakan pada usaha komersial sapi potong sebagai berikut:
Saat ini harga pakan (konsentrat) sapi potong komersial Rp 1500/kg hingga 1800/kg. Dengan konsep bank pakan, biaya pembuatan pakan komersial dengan standart yang sama hanya Rp 1200/kg. Efisien biaya pakan minimal Rp 300/kg adalah pendapatan baru bagi usaha sapi potong tersebut.
Peternak dengan skala pemeliharaan 100 ekor. Maka kebutuhan pakan satu bulan sekitar 25.000kg, rata-rata konsumsi pakan 8kg/ekor. Dengan demikian penadapatan baru dari bank pakan untuk efisiensi pakan sebesar Rp 7.500.000 per bulan. Nilai tersebut masih berpeluang bertambah manakala ada usaha trading bahan baku saat harga naik dan persediaan lebih dari cukup.
Sumber : Lolit Sapi Potong

Selasa, Agustus 20, 2013

Kinerja investasi pembibitan menuju kemandirian usaha unggas lokal


Produk ayam dan itik lokal merupakan salah satu prioritas sumber pasokan daging yang 'emerging' dapat diandalkan setelah upaya pencapaian swasembada daging sapi tahun 2014. Di sisi lain, perkembangan permintaan daging ayam dan itik lokal diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan upaya pemenuhan kebutuhan daging bagi masyarakat.
Sudah saatnya perlu untuk dikembangkan usaha pembibitan ayam dan itik lokal secara massive untuk menjamin kecukupan produksi bibit day old chick (DOC) dan day old duck (DOD) sesuai dengan permintaan pelaku usaha. Saat ini, sangat sedikit atau hampir tidak ada perusahaan swasta yang bergerak di bidang pembibitan ayam dan itik lokal secara komersial. Jika ada, skala usaha masih relatif kecil, sehingga jumlah DOC dan DOD yang dihasilkan belum mampu memenuhi permintaan pasar. Hal yang sama juga terjadi pada kelompok-kelompok peternak unggas lokal yang mengusahakan pembibitan, namun masih sangat beragam kualitas bibit yang dihasilkan dan distribusi pasar yang masih bersifat lokal maupun regional.
Sehubungan dengan hal tersebut Puslitbang Peternakan telah menyelenggarakan roundtable discussion yang bertemakan 'Kinerja Investasi Pembibitan Menuju Kemandirian Usaha Unggas Lokal'. Diskusi ini melibatkan para pakar, praktisi dan pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah serta stakeholder terkait di bidang usaha unggas lokal. Hasil-hasil diskusi tersebut dirangkum dalam booklet  agar dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak terkait dengan saran dan rekomendasi tindak lanjutnya yang perlu dilakukan oleh berbagai pihak.
Informasi lebih lanjut......

Daun mengkudu fermentasi turunkan kandungan kolesterol karkas Ayam Broiler

Daging ayam merupakan produk peternakan yang bergizi tinggi. Namun, karena daging ini kaya lemak dan kolesterol, dicurigai sebagai salah satu penyebab serangan stroke dan penyakit jantung koroner pada manusia. Untuk mengevaluasi pengaruh taraf pemberian daun mengkudu fermentasi terhadap kadar kolesterol karkas ayam pedaging. Telah dilakukan penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan 8 (delapan) perlakuan dan 3 (tiga) ulangan dengan 10 (sepuluh) ekor ayam untuk setiap ulangan. Ransum yang mengandung tepung daun mengkudu fermentasi kaya β-karoten dicobakan pada ayam broiler dengan level: 0,3,6,9,12,15,18 dan 21%. Ransum disusun iso protein 22% dan iso energi 3000 kkal/kg.

Sebanyak 240 ekor anak ayam broiler unsex strain Arbor Acress umur 1 hari (DOC) diberi makan secara Adlibitum selama 8 minggu. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan sidik ragam (analysis of variance/ANOVA) dan jika menunjukkan pengaruh yang nyata dilanjutkan dengan Uji Kontras Ortogonal. Peubah yang diamati adalah performan dan kualitas karkas (kolesterol karkas) ayam broiler. Hasil di lapangan menunjukkan bahwa: Penampilan produksi ayam broiler terutama pada konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum, dan persentase karkas tidak dipengaruhi oleh pemakaian tepung daun mengkudu olahan dalam ransum broiler, akan tetapi dapat menurunkan kandungan kolesterol karkas sebanyak 26,18% dari 73,06 mg/100g menjadi 53,76 mg/100g. Dari semua level penggunaan produk tepung daun mengkudu fermentasi yang diberikan dalam ransum, level pemberian 21% nyata menurunkan kandungan kolesterol karkas ayam broiler.

Senin, Agustus 19, 2013

Ternyata lebih efisien dibanding Australia

PANGKALAN BUN, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan (Puslitbangnak) melakukan penelitian program integrasi sawit-sapi di Kobar selama tiga hari. Prof Dr Kusuma Diwyantosebagai peneliti utama melihat program tersebut bisa menjadi percontohan skala nasional.
Program integrasi sawit-sapi di Kobar menarik perhatian Puslitbang Peternakan. Selama tiga hari, peneliti berada di Kobar untuk mengeksplorasi program yang dijalankan Kelompok Tani Subur Makmur Desa Pangkalan Tiga ini.
Kusuma Diwyanto mengatakan, ada dua tempat yang diteliti, yakni di Sulung Ranch dan di Kelompok Tani Subur Makmur. Ia melihat kombinasi yang dilakukan dalam integrasi sawit-sapi ini termasuk sangat bagus, baik itu dari sisi kesejahteraan masyarakat, produktifitas perkebunan, maupun usaha sapinya itu sendiri.

Yang menarik, kata Kusuma, ada aliran pakan dari pabrik kelapa sawit yang menjadi bahan utama pakan sapi untuk Kelompok Tani Subur Makmur. Lalu, kotoran sapi diolah menjadi kompos yang nilainya jauh lebih tinggi dari biaya pakan. ”Ini kalau kita hitung, lebih efesien dari pada Australia,” ungkap Kusuma di sela-sela kepulangannya melalui Bandara Iskandar Pangkalan Bun kemarin.
Jika pola integrasi sawit sapi yang dilakukan Kelompok Tani Subur Makmur diterapkan secara masif, Kobar bukan hanya bisa swasembada daging, tetapi bisa menjadi eksportir sapi. Sebab, biaya untuk memproduksi pakan sapi untuk pembibitan atau perkembangbiakan itu kurang dari Rp 2 ribu perhari. Apalagi setiap satu tahun sapi bisa beranak. Jadi biaya pakan untuk menghasilkan satu ekor pedet (anak sapi) itu hanya Rp 1,6 juta, sementara kalau di Lampung biayanya untuk menghasilkan satu ekor pedet butuh Rp 9 juta.