Tailing adalah limbah industri pertambangan baik emas, tembaga maupun perak. Tailing terdiri dari batuan yang telah hancur dari batuan mineral yang telah diambil mineralnya dan mempunyai porositas tinggi sehingga kapasitas memegang air rendah, struktur tidak stabil, sangat miskin bahan organik, aktivitas mikroba tidak ada sama sekali. Pemilihan spesies tanaman, termasuk Tanaman Pakan Ternak (TPT) untuk rehabilitasi area bekas tambang sangat krusial tergantung tujuan penanaman. Ada kelompok tanaman yang bersifat mengekstraksi, mendegradasi dan menstabilkan kontaminan misalnya logam berat. TPT yang bersifat mengekstraksi kontaminan, terutama logam berat tidak dapat dikonsumsi oleh ternak karena akan terakumulasi di dalam tubuhnya dan akan masuk ke rantai makanan. Sehingga TPT yang bersifat akumulator dapat digunakan untuk membersihkan kontaminan pada area bekas tambang. Untuk tujuan kegiatan pertanian perlu dilakukan secara hati-hati sebelum produk pertanian dapat dikonsumsi manusia.
Budidaya tanaman apapun di area tailing perlu strategi tertentu untuk mengelolanya. Kondisi tailing yang secara fisik sangat sarang (porous), miskin hara dan bahan organik, maka perlu pemupukan dengan pupuk organik dan kimia secara seimbang.
Tanaman Pakan Ternak yang mencakup rumput dan leguminosa selain sebagai sumber hijauan pakan untuk ternak, juga mempunyai fungsi lain yang penting dalam sistem pertanian maupun lingkungan antara lain sebagai pupuk hijau, tanaman penutup tanah, pengontrol gulma, pengontrol erosi tanah, sebagai tanaman pagar pembatas lahan, membantu konservasi air, fitoremediasi bahkan dapat sebagai komoditas ekspor.
Ada beberapa alasan mengapa rumput cocok sebagai tanaman pakan ternak dan sebagai tanaman konservasi tanah, yaitu: (1) rumput mampu membentuk tunas-tunas baru sebagai pengganti batang yang dimakan ternak. Tunas-tunas baru itu tumbuh pada pangkal batang, dekat permukaan tanah, sehingga tidak rusak apabila terjadi pemotongan atau penggembalaan; (2) sebagian besar rumput mampu mempertahankan pertumbuhan vegetatif terus menerus dan hanya terhenti pada musim kering; (3) banyak rumput yang berkembang biak dengan rimpang atau stolon yang dengan mudah membentuk akar-akar baru sehingga permukaan tanah dapat cepat tertutup; (4) sistem perakarannya mampu mengikat partikel-partikel tanah dan membentuk jalinan akar (sod). Akar ini mengangkat zat hara yang telah tercuci oleh hujan lebat dari dalam tanah ke permukaan.
Beberapa jenis rumput yang direkomendasikan untuk reklamasi area tailing adalah Brachiaria spp.; Cenchrus ciliaris (rumput Cenchrus); Chloris gayana (rumput Rhodes); Cynodon dactylon, Digitaria decumbens (rumput Pangola); Panicum maximum (rumput Benggala); Paspalum notatum, Vetiveria zizanioides.
0 komentar:
Posting Komentar