Bakteriosin
secara luas telah dipelajari dan diusulkan sebagai alternatif potensial
antibiotik konvensional dalam peternakan. Bakteriosin adalah
peptidaantimi kroba yang disintesis secara ribosoma oleh banyak spesies
bakteri dan beberapa strain
Archaea. Pada umumnya bakteriosin
menunjukkan aktivitas bakterisidal atau bakteriostatik terhadap bakteri
lain yang sangat erat kaitannya dengan strain penghasil. Mekanisme utama
bakteriosin bervariasi, yaitu pembentukan pori dalam membran sitoplasma
atau penghambatan biosintesis dinding sel dan aktivitas enzim (RNase
atau DNAse) dalam sel target. Penggunaan bakteriosin dalam aplikasi
probiotik, sebagai pengawet, dan yang paling menarik adalah sebagai
alternatif antibiotik konvensional yang belakangan ini secara luas
sedang digali dan diteliti.
Di luar negeri banyak dilakukan
penelitian mengenai bakteriosin untuk aplikasi pada ternak, baik sebagai
penghambat bakteri patogen pada ternak maupun
foodborne pathogen,
bahkan ada beberapa yang sudah dipatenkan. Sedangkan di Indonesia
penelitian masih terbatas pada aplikasi bakteriosin sebagai bahan
pengawet alami pada pangan, tetapi aplikasinya pada ternak belum ada.
Pemanfaatan bakteriosin maupun bakteri penghasil bakteriosin pada
ternak merupakan sumber daya untuk diteliti dan dikomersialisasi.
Penelitian mengenai bakteriosin diperlukan untuk mengendalikan mikroba
patogen maupun
foodborne pathogen, meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi pakan pada ternak tanpa menggunakan antibiotik.
Sumber: WARTAZOA Vol. 23 No. 2 Th. 2013
0 komentar:
Posting Komentar