Peptida
antimikroba biasanya ada pada semua spesies sebagai bagian dari
pertahanan sistem kekebalan nonspesifik untuk melawan infeksi. Peptida
antimikroba yang diperoleh dari susu seperti isracidin, casocidin,
casecidin dan beberapa fragmen lain dengan berbagai variasi sekuen asam
amino dapat dihasilkan dengan proses hidrolisis enzimatik dari protein
susu К-kasein, α-kasein, β-kasein, α-laktalbumin dan β-laktoglobulin.
Peptida-peptida tersebut dapat dihasilkan oleh aktivitas protease dari
saluran pencernaan atau mikroba, seperti tripsin, pepsin, kimosin atau
alkalase. Cara kerja peptide-peptida tersebut adalah melalui interaksi
muatan positif dengan muatan negatif pada membran sel target yang
mengawali kerusakan fisiologis yang berhubungan dengan membran seperti
pembelahan sel atau melalui perpindahan peptida melewati membran
kemudian berinteraksi dengan sitoplasma target. Modifikasi muatan atau
residu alifatik nonpolar pada peptida dapat meningkatkan atau mengurangi
aktivitas peptida untuk melawan sejumlah strain mikroba dan nampaknya
peningkatan atau pengurangan tersebut sangat tergantung pada strain yang
digunakan. Beberapa peptida tidak hanya bertindak sebagai antimikroba
tetapi dapat sekaligus sebagai penghambat angiotensin-converting enzyme,
antioksidan, immunomodulator dan antiinflamasi maupun untuk pengawet
makanan dan pakan. Walaupun produksi secara komersial masih terkendala
dengan kurangnya teknologi untuk skala besar yang sesuai, cepatnya
perkembangan metode untuk produksi peptida meningkatkan kemungkinan
untuk produksi secara masal.
Sumber: WARTAZOA Vol. 23 No. 2 Th. 2013
0 komentar:
Posting Komentar