Indonesia memiliki potensi sumberdaya plasmanutfah unggas lokal yang
berlimpah, sehingga materi genetik tersebut perlu dikonservasi untuk
digunakan dalam pengembangan unggas diwaktu mendatang. Konservasi
plasmanutfah unggas hidup, baik secara in-situ maupun ex-situ akan
sangat mahal dan beresiko kematian yang tinggi akibat penyakit seperti
flu burung.
Kriopreservasi Primordial Germ Cells (PGC) yang merupakan
progenitor dari sel telur dan spematozoa, adalah cara altrnatif untuk
preservasi materi genetik baik pada unggas jantan maupun betina. PGC
secara spesifik dapat dipanen dari darah embrio dan dapat disimpan
didalam nitrogen cair seperti halnya pada sperma, ovum atau embrio pada
hewan ruminansia. Teknik untuk menghasilkan ayam germline chimeria telah
dapat dilakukan dengan cara mentransfer PGC kedalam sirkuliasi darah
embrio. Perkawinan antara ayam chimera jantan dan betina akan
menghasilkan keturunan yang berasal seluruhnya dari donor PGC.
Konservasi materi genetik plasmanutfah unggas Indonesia yang dilakukan
melalui penyimpanan PGC dapat digunakan untuk pengembangan unggas dimasa
mendatang.
Keterangan Gambar:
A. Koleksi darah embrio umur 56 jam (stage 114-15);
B. Embrio resepien yang siap disuntik dengan PGC donor;
C. PGC ayam lokal;
D. Embrio hasil penyuntikan PGC donor yang siap ditetaskan;
E. Ayam Chimera yang telah dihasilkan Balitnak.
Rabu, April 09, 2014
Home »
» Teknologi Kriopreservasi Primordial Germ Cell (PGC) Pada Unggas
0 komentar:
Posting Komentar