Pertumbuhan penduduk yang pesat pada abad ini menimbulkan konsekuensi meningkatnya kebutuhan pangan termasuk daging, penyediaan lapangan kerja dan tingkat pendapatan yang memadai bagi penduduk terutama di perdesaan, yang pada umumnya sangat rawan terhadap ketiga hal tersebut.Kelinci menjadi salah satu alternatif karena kemampuan biologisnya untuk tumbuh dan berkembang biak dengan cepat pada kondisi pemeliharaan yang marjinal maupun intensif, merupakan usaha yang menguntungkan baik untuk ternak hias, pedaging maupun bibit, dengan kondisi demand lebih tinggi dari supply, dan merupakan sumber pendapatan baru bagi peternak di perdesaan dan perkotaan dan tumbuhnya simpul-simpul usaha pendukung (pakan, kandang, asesori pet).
Sampai saat ini perkembangan ternak kelinci terkendala oleh rendahnya ketersediaan dan mutu bibit yang berakibat pada menurunnya produktivitas dan mutu produk, mortalitas anak saat laktasi dan saat lepas sapih yang tinggi dan harga pakan yang tinggi untuk pemeliharaan intensif.
Balai Penelitian Ternak (Balitnak) mengembangkan ternak kelinci Rex, Satin dan Persilangannya. Kelinci Rex memiliki keunggulan mempunyai bulu yang halus, tebal, panjangnya seragam/uniform, tidak mudah rontok dan tampak sangat menarik. Bobot kelinci Rex yang dewasa bisa mencapai 2,7-3,6 kg, tetapi kecepatan pertumbuhannya tidak begitu baik dibandingkan dengan kelinci New Zealand White. Interval kelahiran kelinci Rex±40 hari, mortalitas 3,45%, waktu sapih 28 hari, jumlah anak perkelahiran 5 ekor dan bobot sapih 480 g. Kelinci Satin merupakan kelinci yang mempunyai keunggulan dalam hal kulit bulu (fur) yaitu bulu yang berkilauan, berkilaunya kulit kelinci Satin disebabkan oleh ketiadaan sel medulla dari batang bulu. Ciri lain dari kulit bulu kelinci Satin adalah halus, padat, tebal dan lembut. Kelinci persilangan Rex dan Satin memiliki fur yang halus dan berkilap, karakteristik ini terbentuk karena terkumpulnya pasangan gen homosigor resesif untuk bulu halus (rr) dan bulu kilap (sasa). Struktur bulu yang terbentuk dari pasangan gen tersebut menyebabkan hilangnya sel-sel pada medula batang bulu.
Dalam upaya mendukung dan mendorong perkembangan ternak kelinci di lapangan, Balitnak melakukan perbaikan mutu bibit melalui seleksi. Balitnak sejak tahun 2004, melakukan seleksi terhadap kelinci Rex, Satin dan persilangan Rex X Satin (RS).
Kelinci persilangan Rex X Satin, yang baru dibentuk memerlukan pengamatan terhadap kestabilan fur yang ditambilkan, mengingat gen pembentuknya adalah gen homosigot resesif (rrsasa). Sehingga seleksi yang dilakukan terhadap kelinci Rex, Satin dan persilangan Rex X Satin diiringi juga dengan evaluasi terhadap fur yang diekspresikan anakan turunan kelinci terseleksinya.
Berdasarkan hasil pengamatan kualitas fur kelinci persilangan Rex x Satin cukup stabil dari populasi dasar dan anakan turunan hasil seleksinya sehingga dapat dinamakan sebagai kelinci Reza. Nilai heitabilitas aktual bobot sapih pada kelinci Rex, Satin dan Reza sangat tinggi berturut-turut sebesar 0,38; 0,62 dan 0,90. Seleksi dengan kriteria bobot sapih sangat efektif meningkatkan bobot sapih keturunannya sebesar 22,77 g (3,66%), 6,83 g (1,11%) dan 65,29 g (10,67%). Pada seleksi pertama ini, peningkatan rataan bobot sapih keturunannya yang tertinggi, mencapai 10,67% pada kelinci Reza. Seleksi pada bobot sapih akan menurunkan umur dewasa jika ternak dipotong pada bobot yang telah ditetapkan (konstan), yaitu bobot potong dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat dan seleksi berpengaruh pada pola pertumbuhan kelinci.
thanks ya infonya !!!
BalasHapuswww.bisnistiket.co.id
Saya coba kawinkan new zealand white dengan rex...anaknya cuma 4ekor...kurang dari sebulan cuma tersisa 2ekor..bulunya lebih condong ke nzw...pertumbuhannya cukup baikk...
BalasHapus