Rabu, Agustus 28, 2013

Mengenal beberapa penyakit penting pada Kelinci di Indonesia


Ternak kelinci merupakan salah satu aset petani yang sangat berharga. Di samping sebagai tabungan, kelinci juga sebagai penghasil daging yang tinggi kandungan protein dan rendah kolesterol dan trigeliserida dan dapat dibuat dalam bentuk produk olahan, seperti abon, dendeng, sosis, burger, dan bentuk cepat saji seperti sate. Selain itu sebagai penghasil kulit bulu (fur), juga menghasilkan wool, sebagai hewan coba dalam dunia kedokteran dan farmasi, menjadi idola atau kelinci kesayangan dengan harga jual relatif tinggi, kotoran dan urine sebagai pupuk organik yang bermutu tinggi untuk tanaman sayuran dan bunga.
Berbagai jenis ternak kelinci yang sudah dikembangkan di Indonesia seperti Lops, Fuzzy, Tan, Jersey Wooly, New Zealand White, Netherland Dwarf, Yamamoto, Silver Fox, Dwarf Hotot, Rex, Satin, Angora, Tris Mini Rex. Kelinci mampu melahirkan 10–11 kali per tahun dengan rataan 6–7 anak per kelahiran oleh sebab itu kelinci mudah berkembang biak dan tumbuh dengan cepat.

Salah satu kendala dalam Budidaya Kelinci yaitu penyakit. Penyakit yang menyerang kelinci di Indonesia yaitu Kudis, Koksidiosis, Pasteurellosis, Mukoid Enteritis, Penyakit Tyzzer, Sifilis, Ring worm, Kecacingan, Mastitis, Radang mata. Keberadaan penyakit eksotik perlu diwaspadai mengingat lebih banyak beternak kelinci impor daripada kelinci lokal.

Kudis disebabkan Sarcoptes scabiei perlu perhatian khusus karena menular ke manusia, seperti Pasteurellosis. Penyakit Koksidiosis, Mukoid Enteritis dan Penyakit Tyzzer sangat mudah menyebar ke koloni kelinci.

Informasi  selengkapnya:  Mengenai diagnosis, gejala klinis, isolasi ternak sakit dan pengobatannya
Sumber: Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005

0 komentar:

Posting Komentar