Kamis, Agustus 29, 2013

Itik PMp, Alternatif Penyedia Daging dan Telur Unggas

Permintaan terhadap daging itik yang terus meningkat selama ini menunjukkan makin terbukanya pasar daging itik di Indonesia, sebagai alternatif daging unggas dalam menyediakan protein hewani murah bagi masyarakat.

Perubahan kondisi ini perlu ditanggapi dengan baik oleh sistem produksi yang ada, yang selama ini lebih didominasi untuk produksi telur itik. Sumber daging itik yang ada umumnya berasal dari itik tipe petelur dengan ukuran karkas kecil, yaitu itik jantan muda yang digemukkan atau itik betina petelur setelah selesai masa bertelurnya, untuk konsumen kelas menengah ke bawah.

Itik PMp merupakan bibit itik tipe pedaging baru yang dikembangkan oleh Balai Penelitian Ternak Ciawi, Bogor. Itik ini merupakan hasil persilangan antara itik Peking dan itik Mojosari putih. Itik PMp berbulu putih, warna kulit karkas bersih dan cerah.

Keunggulan Itik PMp dapat digunakan sebagai itik pedaging dan itik petelur. Bobot itik PMp sekitar 2-2,5 kg pada umur 10 minggu. Jika dikawinkan dengan entog jantan menghasilkan itik serati dengan bobot badan lebih dari 3 kg pada umur 10 minggu. Sebagai itik petelur, umur bertelur pertama 5,5 – 6 bulan. Nilai konversi pakan bagi itik PMp adalah 2,7 – 2,9 (umur 1-3 minggu) dan 3,9 – 4,7 (umur 4-10 minggu).

Kehadiran itik PMp ini dapat sebagai alternatif bagi peternak sebagai penyediaan daging dan telur unggas, selain ayam dan potensial dikembangkan oleh penangkar bibit unggas. Selain itu, dalam upaya memenuhi kebutuhan daging itik, adanya itik PMp ini juga merupakan substitusi daging itik impor.
Sumber: Balai Penelitian Ternak (Balitnak)

0 komentar:

Posting Komentar