Jumat, Juni 12, 2015

Penguatan FELISAVET untuk Deteksi Penyakit Brucellosis pada Sapi


Brucellosis adalah penyakit zoonosis yang sering menyerang pada sapi, disebabkan oleh bakteri Brucella abortus dan merupakan spesies yang pathogen. Brucellosis pada sapi mudah menyebar secara cepat pada kelompok ternak yang tidak divaksinasi dan 80% sapi pada kebuntingan akhir dapat terjadi abortus.
Kejadian Brucellosis pada sapi telah menyebar hampir di seluruh provinsi di Indonesia kecuali Pulau Bali dan Lombok yang baru dinyatakan bebas Brucellosis pada tahun 2002 dengan angka prevalensi bervariasi dari 1% hingga 40%. Spesies Brucella yang menginfeksi sapi-sapi di Indonesia adalah strain B. abortus biotipe 1 yang merupakan isolat lokal paling patogen sehingga mampu menimbulkan keguguran dan infeksi yang meluas pada organ dan jaringan tubuh sapi.
Program pengendalian dan pemberantasan Brucellosis pada sapi telah dilakukan oleh pemerintah melalui program vaksinasi dan potong bersyarat (test and slaughter) namun penyebaran penyakit ini dari tahun ke tahun semakin meningkat. Meningkatnya penyebaran Brucellosis pada sapi ini dapat dikarenakan adanya mutasi ternak yang kurang dapat dipantau oleh petugas peternakan, biaya kompensasi pengganti sapi reaktor positif sangat mahal dan kurangnya kesadaran dan pengetahuan peternak.
Oleh karena itu, Brucellosis menjadi salah satu prioritas nasional untuk dilakukan pencegahan, pengendalian dan pemberantasannya, karena dampak kerugian ekonomi yang ditimbulkannya sangat besar akibat tingginya angka keguguran, lahir mati, lahir lemah, infertilitas dan sterilitas pada sapi. Mengingat pentingnya penyakit tersebut deteksi cepat dalam rangka skreening penyakit reproduksi khususnya pada sapi dan kerbau sangat perlu dilakukan sejak dini.
Hal demikian dapat terwujud apabila terdapat perangkat diagnostik uji cepat yang akurat dan mampu mendeteksi beberapa penyakit reproduksi sekaligus sehingga terjadi efisiensi waktu. Salah satu perangkat diagnostik yang diharapkan mampu menjalankan tujuan tersebut adalah teknologi diagnosa Field ELISA (FELISAVET) yang telah dikembangkan oleh BB Litvet. FELISAVET merupakan teknik uji cepat yang berbasis ELISA yang dimodifikasi agar bisa diterapkan di lapangan. Keunggulan teknologi ini adalah dapat mendeteksi beberapa jenis penyakit dalam satu sampel, mudah diaplikasikan di lapangan dan hasilnya dapat segera diketahui yaitu hanya dalam waktu 25 menit.
Mengingat keunggulan teknologi tersebut, FELISAVET dapat digunakan untuk mendeteksi secara cepat penyakit Brucellosis di lapangan yaitu untuk skrining tes agar bisa dilakukan tindakan-tindakan penanganan lebih lanjut secara lebih cepat. Namun demikian inovasi teknologi diagnosa FELISAVET masih perlu dilakukan validasi terlebih dahulu. Validasi diperlukan agar aplikasi di lapang dapat lebih terjamin akurasinya. Validasi FELISAVET Brucella telah dilakukan dengan melakukan Validasi Uji dengan menggunakan serum kontrol positif dan negatif untuk uji Spesifisitas dan Sensitivitas, serta Validasi Komparatif dengan menggunakan kit komersial sebagai pembanding untuk Agreement Assay. Validasi kit FELISA untuk diagnosis brucelosis telah dapat dilaksanakan dan hasilnya sesuai harapan dengan tingkat akurasi uji 97,92-98,75%. Hasil uji FELISA juga memiliki kesesuaian uji yang sangat baik (k = 0,96-0,97) dalam diagnosis brucelosis dibandingkan RBT-CFT-ELISA

Puslitbagnak

0 komentar:

Posting Komentar