
Dari empat spesies tanaman murbei yang telah diteliti yaitu Morus nigra, Morus kanva, Morus multicaulis dan Morus chatayana disimpulkan bahwa keempat spesies murbei ini dapat digunakan sebagai pakan suplemen terutama sumber protein (kandungan protein 16-25%). Jika diberikan dalam bentuk segara maka spesies M. multicaulis memiliki karakter palatabilitas paling tinggi dibanding ketiga spesies lainnya. Hal ini menunjukan potensi konsumsi yang lebih tinggi dibanding ketiga spesies lainnya.
Namun, keempat spesies murbei tersebut relatif mudah dicerna oleh kambing yaitu dengan tingkat kecernaan bahan kering antara 60-65%. Dengan demikian tanaman murbei dapat diberikan dalam bentuk segar sebagai pakan suplemen (pakan tambahan) untuk melengkapi kandungan nutrisi yang terdapat pada pakan dasar. Oleh karena produksi daun tanaman murbei menurun drastis selama musim kemarau, maka perlu dilakukan pengolahan daun terutama selama musim basah saat produksi lebih tinggi. Dengan teknologi pengolahan, maka produksi hijauan yang melimpah pada musim hujan dapat digunakan selama musim kering. Teknologi ini akan lebih menjamin ketersediaan pakan sepanjang tahun.
Proses pengolahan daun murbei segar menjadi tepung daun adalah teknologi sederhana yang mudah diterapkan oleh peternak. Pengolahan hanya membutuhkan proses pengeringan (penjemuran) dan penggilingan (penepungan). Daun murbei yang telah dikeringkan (dianginkan) selama 2-3 hari kemudian digiling menjadi tepung dengan partikel kasar, lalu disimpan dalam tempat yang kering untuk digunakan pada waktu yang diperlukan. Penggunaan tepung murbei dapat dilakukan baik dengan mencampur secara langsung dengan pakan dasar atau diberikan pada tempat terpisah dengan pakan dasar. Tingkat penggunaan murbei tergantung kepada ketersediaan bahan. Oleh karena itu, tepung ini dapat diberikan dalam jumlah tidak terbatas sesuai kemampuan ternak mengkonsumsi (ad libitum). Apabila ketersediaan bahan terbatas, penggunaannya berkisar antara 0,5- 1,0% berat badan.
Puslitbangnak
0 komentar:
Posting Komentar